Khutbah Jumat: Jauhi Zina, Waspadai Medsos

#KHUTBAH I
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ. أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ابْنِ عَبْدِ اللهِ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَابِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أما بعد.
أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ الْكِرَام أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قال الله تعلى في القرآن الكريم: يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
اللّهُمَّ عَلِّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا، وَانْفَعَنَا بِمَا عَلَّمْتَنَا، وَزِدْنَا عِلْماً، وَأَرِنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَ
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah..
Mengawali khutbah Jumat di siang hari ini, marilah kita senantiasa mengingat akan segala anugerah yang telah dikaruniakan Allah Swt., untuk kemudian kita syukuri dan gunakan di jalan kebaikan dan ketaatan.
Ucapan shalawat dan salam marilah senantiasa kita hadiahkan kepada Nabi Muhammad ﷺ. yang memiliki hak syafaat bagi umatnya. Seraya berharap, kita juga menjadi bagian dari umat beliau yang mendapatkan syafaat itu di akhirat kelak. Aamiin Yaa Rabbal ‘Aalamiin.
Pada hari yang mulia ini, khatib berwasiat untuk diri khatib dan kepada jamaah sekalian untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan semaksimal mungkin. Takwa dalam artian menjauhi segala larangan yang ditetapkan Allah subhanahu wa ta’ala dan menjalankan perintah-Nya.
Karena dengan takwa, kita akan diberi solusi oleh Allah di setiap problematika hidup yang kita alami, juga akan ada rezeki melimpah yang datang kepada kita tanpa kita sangka-sangka.
Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah..
Di era yang serba digital ini, teknologi berkembang sangat pesat, menawarkan berbagai kemudahan dalam komunikasi dan akses informasi. Namun, di balik kemajuan ini, terdapat ancaman besar yang mengintai moral, terutama dalam lingkungan keluarga.
Media sosial yang awalnya diharapkan menjadi sarana kebaikan, kini menjadi lahan subur untuk menyebarkan berbagai konten yang merusak nilai-nilai akhlak dan agama.
Saat ini, betapa mudahnya konten tidak senonoh tersebar di media sosial. Konten yang dahulu dianggap tabu, kini begitu mudah diakses. Bahkan oleh anak-anak kita, dan seakan sudah menjadi hal yang dianggap biasa.
Tontonan ini tidak hanya merusak hati dan pikiran, tetapi juga membawa godaan besar yang bisa menjerumuskan kita kepada dosa, salah satunya adalah zina.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
“Telah ditetapkan bagi setiap keturunan Adam bagian tertentu dari zina yang pasti akan dihadapinya, dan ia tidak dapat menghindarinya. Zina kedua mata adalah melalui pandangan. Zina kedua telinga adalah dengan mendengarkan hal yang tidak baik. Zina lisan adalah melalui ucapan. Zina tangan adalah dengan menyentuh. Zina kaki adalah dengan melangkah ke arah dosa. Adapun zina hati adalah berupa hasrat dan angan-angan. Kemudian, bagian kemaluanlah yang akan membenarkan atau menolaknya,” (HR. Muslim, no. 6925)
Hadits ini menekankan bahwa mata, telinga, lisan, tangan, kaki, dan hati dapat terlibat dalam zina secara tidak langsung melalui tindakan-tindakan yang tampaknya sepele tetapi berpotensi memicu dosa yang lebih besar.
Hadirin Jama’ah Jumat yang Dirahmati Allah,
Allah memerintahkan orang-orang beriman untuk menahan pandangan dari hal-hal yang diharamkan serta menjaga kehormatan diri dengan menghindari perbuatan maksiat.
Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan menjaga kemaluannya;yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”,” (QS. An-Nur: 30)
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah ﷺ bersabda,
لاَ يَنْظُرُ الرَّجُلُ إِلَى عَوْرَةِ الرَّجُلِ وَلاَ الْمَرْأَةُ إِلَى عَوْرَةِ الْمَرْأَةِ وَلاَ يُفْضِى الرَّجُلُ إِلَى الرَّجُلِ فِى ثَوْبٍ وَاحِدٍ وَلاَ تُفْضِى الْمَرْأَةُ إِلَى الْمَرْأَةِ فِى الثَّوْبِ الْوَاحِدِ
“Seorang laki-laki tidak boleh melihat aurat laki-laki lainnya, dan seorang wanita pun tidak boleh melihat aurat wanita lainnya. Seorang laki-laki tidak boleh berbaring dalam satu kain bersama laki-laki lain, begitu pula seorang wanita tidak boleh berbaring dalam satu kain bersama wanita lain,” (HR. Muslim, no. 338).
Tontonan tidak senonoh ini justru merusak hati kita. Ketika seseorang terus melihat hal yang diharamkan, akan tumbuh ketidakpuasan dalam diri. Bahkan, dampaknya bisa merusak hubungan suami istri, menimbulkan cemburu, ketidakpercayaan, dan kecurigaan.
Hal-hal inilah yang banyak memicu keretakan rumah tangga, dan tidak sedikit yang akhirnya berujung pada perceraian.
Tontonan yang tidak senonoh ini, menciptakan bayangan dan fantasi yang jauh dari kenyataan. Ketika seseorang terjebak dalam dunia ilusi tersebut, ia mulai melihat pasangannya dengan kekecewaan, sebab apa yang dibayangkan tidak sama dengan realita. Ini adalah jebakan yang halus namun sangat merusak.
Itulah yang namanya dosa, yang dapat menutup hati pelakunya.
كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka,” (QS. Al-Muthoffifin: 14).
Ayat ini menegaskan bahwa dosa dan keburukan yang terus-menerus dilakukan dapat menutupi hati seseorang.
Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwa saat seorang hamba melakukan dosa, muncul titik hitam di hatinya. Jika ia berhenti, beristighfar, dan bertaubat, titik itu hilang dan hati kembali bersih. Namun, jika dosa itu diulang, titik hitam tersebut bertambah, hingga akhirnya menutupi seluruh hati.
Keadaan inilah yang disebut “roon” – hati yang tertutup oleh dosa.
Mujahid rahimahullah menggambarkan bahwa hati manusia itu ibarat telapak tangan yang pada awalnya terbuka lebar. Ketika seseorang berbuat dosa, hati tersebut mulai tertutup perlahan, seperti telapak tangan yang mulai tergenggam.
Setiap kali dosa dilakukan, satu demi satu jari mulai menutup hingga akhirnya seluruh telapak tangan tertutupi oleh jari-jari. Demikian pula hati, jika terus-menerus berbuat dosa, ia akan tertutup sepenuhnya. (Lihat Fathul Qodir, Asy Syaukani, Mawqi’ At Tafasir, 7:442)
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Kita semua tahu bahwa Islam memandang hubungan suami istri sebagai anugerah dan amanah yang harus dijaga. Allah berfirman dalam Al-Quran, melarang kita untuk mendekati zina karena perbuatan itu adalah keburukan yang besar.
Zina tidak hanya melanggar hukum Allah tetapi juga membawa dampak buruk bagi jiwa, keluarga, dan masyarakat. Zina menghancurkan kesucian hati, menyebabkan ketidaktenangan jiwa, dan merusak keharmonisan dalam keluarga.
Untuk itu, Islam memberikan solusi agar kita terhindar dari godaan semacam ini.
Pertama, kita harus memperkuat hubungan kita dengan Allah. Dengan menjaga shalat lima waktu dan memperbanyak dzikir, hati kita akan terjaga dari godaan yang merusak.
Kedua, penting bagi kita untuk menjaga pandangan (ghadul bashar) dan tidak memandang hal-hal yang diharamkan. Menjaga pandangan adalah perintah Allah dan menjaga hati adalah bagian dari ibadah.
Dari Jarir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى
“Aku pernah bertanya kepada Rasulullah ﷺ tentang pandangan yang tidak disengaja. Maka beliau memerintahkanku untuk memalingkan pandanganku,” (HR. Muslim, no. 2159).
Solusi ketiga, jauhi pemicu atau lingkungan yang bisa membawa pada dosa. Batasi diri dari konten yang merusak, baik di media sosial maupun media lainnya. Isi waktu kita dengan hal-hal positif, bersama teman dan lingkungan yang baik.
Rasulullah ﷺ bersabda, bahwa seorang muslim adalah cerminan dari teman-teman di sekitarnya. Dengan teman yang baik, insya Allah kita akan terjaga dari godaan dunia yang membawa dosa.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah..
Di akhir khutbah ini, marilah kita bertekad untuk menjaga diri dan keluarga dari bahaya pornografi dan zina. Jadikan keluarga kita sebagai benteng, tempat yang penuh dengan keimanan dan ketakwaan.
Perbanyaklah rasa syukur terhadap pasangan, pandanglah pasangan kita sebagai karunia dari Allah. Hanya dengan menjaga diri dari dosa dan mematuhi aturan Allah, kita bisa meraih ketenangan hidup yang hakiki.
Semoga Allah memberikan perlindungan bagi kita semua, melindungi hati dan keluarga kita dari segala bentuk keburukan.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ ذُنُوبَنَا وَطَهِّرْ قُلُوبَنَا وَحَصِّنْ فُرُوجَنَا
“Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, sucikanlah hati-hati kami, dan lindungilah kemaluan kami.”
Doa semacam ini pernah diucapkan oleh Rasulullah ﷺ saat mendoakan seorang pemuda yang ingin berzina. Semoga Allah memberikan ampunan, kesucian hati, dan perlindungan bagi kita semua.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ العَظِيمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ العَلِيمُ. أقُولُ قَوْلِي هذا وَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيمَ لِي وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُورُ الرَّحِيمُ
#KHUTBAH II
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ الْاِيْمَانِ وَالْاِسْلَامِ. وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ خَيْرِ الْأَنَامِ. وَعَلٰى اٰلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْكِرَامِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْقُدُّوْسُ السَّلَامُ وَأَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَاحِبُ الشَّرَفِ وَالْإِحْتِرَامِ.أَمَّا بَعْدُ.
فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ بِامْتِثَالِ أَوَامِرِهِ وَاجْتِنَابِ نَوَاهِيْهِ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلٰى أٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا اِبْرَاهِيْمَ فْي الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اَللّٰهُمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ. وَعَنْ اَصْحَابِ نَبِيِّكَ اَجْمَعِيْنَ. وَالتَّابِعِبْنَ وَتَابِعِ التَّابِعِيْنَ وَ تَابِعِهِمْ اِلٰى يَوْمِ الدِّيْنِ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَعْوَاتِ. اَللَّهُمَّ اَعِزِّ الإسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اللَّهُمَّ انْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيِنَ، وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَاَهْلِكِ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَنَا وَأَعْدَاءَ الدِّيْنِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الصَّابِرِيْنَ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الْمُفْلِحِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَ صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَالحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ
*****
عِبَادَ اللهِ اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْاِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ. يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ. وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ. وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ. أقيموا الصلاة...
Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group