Kisah Inspiratif: Berbaik Sangka kepada Allah Ta’ala

Kisah Inspiratif: Berbaik Sangka kepada Allah Ta’ala

Muslim Obsession – Alkisah, suatu hari, seorang bendahara sebuah pondok pesantren dipanggil Mbah Kyai pimpinan pondok.

"Dana yang dipunyai pondok berapa ya? Saya butuh dana 1,5 Milyar dan besok harus ada untuk membangun gedung di sebelah sana," kata Mbah Kyai sambil menunjuk sebidang tanah kosong di samping pondok.

Seketika si bendahara pondok ini segera mengecek semua keuangan yang ada di semua badan usaha. Kantin, tempat fotokopi, percetakan dan koperasi semuanya dicek.

“Semuanya terkumpul cuma 150 juta, Kyai. Kalau 1,5 M jelas tidak ada," katanya.

"Jangan berkata seperti itu! Kamu harus pahami bahwa rezeki hari ini, itu beda dengan rezeki besok. Pokoknya besok jam 08.00 pagi kamu harus menghadap dan dana 1,5 M itu harus tersedia," ujar Mbah Kyai menimpali.

Si bendahara pamit. Seketika ia pusing tujuh keliling memikirkan dari mana dana yang begitu besar harus didapatkan dalam waktu yang sesingkat itu.

Temannya sesama ustadz menyarankan untuk pinjam ke bank saja. Tapi si bendahara tidak berani, karena tidak ada barang yang bisa dijadikan jaminan. Pusing. Otaknya tidak bisa lagi dipakai untuk mikir. Malam itu dia hampir tidak bisa tidur. Waktu berjalan seolah sangat cepat.

Tibalah esok harinya. Jam menunjukkan pukul 07.00. Si bendahara belum punya jawaban yang pasti padahal satu jam lagi dia harus menghadap Kyai.

Dengan lunglai, dia berjalan gontai menuju masjid lalu sholat Dhuha. Dalam doanya, dia mengulang-ulang "in kana rizquna fis sama'i fa anzilhu, wa in kana fil ardhi fa akhrijhu, wa in kana ba'idan fa qorribhu, wa in kana mu'assaron fa yassirhu....."

Tapi hati kecilnya masih ragu, tidak yakin dengan doanya akan diijabah oleh Allah SWT.

Di waktu yang bersamaan, ada seorang laki-laki yang mengamati gerak-gerik si bendahara itu dari teras masjid . Kemudian dia bergeser mendekatinya.

"Maaf pak, saya lihat dari tadi bapak sholat dgn khusuk. Tapi dilihat dari wajah bapak, sepertinya bapak sedang gelisah. Perkenalkan saya Fulan dari Jakarta," ujar lelaki itu sambil menjabat tangan bendahara yang belum dikenalnya ini.

Setelah sedikit berbasa-basi, akhirnya si bendahara ini bercerita tentang kegundahannya. Waktu saat itu sudah jam 08.15. Mestinya dia sudah menghadap Kyai tapi tidak berani.

Tiba-tiba tamu lelaki dari Jakarta itu tersenyum. Dengan nada lirih dia berkata, "Ini sudah takdir dari Allah, Ustadz. Sebenarnya, aslinya saya pingin ke pondok ini nanti siang. Saya pingin jalan-jalan dulu di Madiun. Tapi ketika tiba di Madiun dinihari tadi, tiba² perut saya sakit sekali. Akhirnya saya putuskan segera ke Ponorogo dan mencari dokter untuk berobat. Setelah itu saya langsung ke pondok ini."

Si bendahara juga tersenyum, tapi getir. Tiba-tiba lelaki dari Jakarta itu menyodorkan sebuah tas hitam.

"Ini, Ustadz. Mohon diterima. Di dalamnya ada uang cash sejumlah 1,5 M seperti yang Kyai butuhkan. Tidak kurang dan tidak lebih."

"Masya Allah, benarkah ini, bapak? Dari mana ini?" selidik bendahara penasaran. Air matanya sudah tumpah mengalir tidak percaya.

"Ini dari saya dan keluarga besar saya, Ustadz," pungkas laki-laki itu. "Sebenarnya dana itu sudah kami kumpulkan sejak tiga bulan yang lalu. Hanya saja baru kali ini kami sempat ke sini. Monggo Ustadz. Silahkan diterima," imbuhnya.

Gemetar tangan ustadz bendahara itu menerima segepok uang cash sebanyak itu. Wajahnya langsung tersungkur agak lama dalam sujud syukurnya. Air matanya menetes deras bak hujan di siang yang panas.

Setelah itu dia bergegas menghadap Kyai. Waktu itu menunjukkan jam 08.30. terlambat setengah jam dari yang diminta Kyai kemarin. Dengan wajah sumringah dan hati yang campur aduk tidak karuan, dia menyerahkan tas hitam berisi segepok uang itu kepada Kyai.

"Betul kan?" kata Kyai.

"Janganlah sekalipun mengucapkan kata-kata tidak ada. Karena rezeki hari ini, itu beda dengan rezeki esok hari. Kalau Gusti Allah sudah berkehendak, itu pasti terjadi."

Si bendahara pun tersenyum mengiyakan.

Hari itu dia mendapatkan pelajaran yang sangat berharga dari Sang Kyai. Tentang husnudzhon kepada Allah. Tentang optimisme. Tentang berpikir positif. Dan tentang keyakinan akan janji Allah

إن تتصروا الله ينصركم ويثبت أقدامكم

“Kalau kalian menolong Allah, niscaya Dia juga akan menolong dan meneguhkan kaki kalian.” Wallahu a’lam bish shawab.



Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group