BI Perkuat Pertumbuhan Ekonomi Syariah di Timur Indonesia
BI Perkuat Pertumbuhan Ekonomi Syariah di Timur Indonesia

Jakarta, Muslim Obsession - Bank Indonesia (BI) terus mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Kawasan Timur Indonesia (KTI) melalui Festival Ekonomi Syariah (FESyar KTI) 2024.
Program tersebut berfokus menyasar pada peningkatan pembiayaan syariah dan pembentukan ekosistem halal di Indonesia bagian timur.
Program yang dilakukan BI melalui 19 kantor perwakilan di KTI itu terwujud melalui penyaluran pembiayaan syariah sebesar Rp171 miliar bagi UMKM Halal di KTI.
Dan upaya mendorong pertumbuhan industri halal, di antaranya Gerakan UMKM Halal dengan 1.375 UMKM telah disertifikasi halal dan 28 kali pelaksanaan Gerakan Sadar Wakaf termasuk sertifikasi 40 nazhir.
Puncak FESyar KTI berlangsung 7-10 Juli 2024 di Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra). FESyar ini merupakan kegiatan pendahulu menuju Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2024.
Pada pembukaan FESyar KTI, Deputi Gubernur Bank Indonesia Juda Agung menyampaikan adanya empat tantangan dalam pengembangan eksyar. Mulai dari persoalan bahan baku halal hingga rendahnya literasi produk.
"Pertama, masih tingginya ketergantungan bahan baku halal dari luar negeri seperti bahan pangan yang belum bersertifikasi halal," kata Juda, dikutip melalui siaran pers, Selasa (9/7/2024).
Kedua, inovasi keuangan syariah masih terbatas pada basis investor yang belum kuat. Ketiga, potensi pasar yang besar dari dalam negeri belum tergarap dengan baik di tengah potensi Indonesia sebagai pusat modest fashion dunia.
"Keempat, masih rendahnya tingkat literasi produk dan ekonomi syariah yang baru mencapai 28 persen. Ke depan di tahun 2025, BI berupaya untuk meningkatkan literasi hingga 50 persen," tuturnya.
Juda melanjutkan, guna menjawab tantangan pengembangan eksyar, BI memiliki enam fokus. Yaitu pengembangan ekosistem makanan halal melalui akselerasi sertifikasi halal, pengembangan modest fashion dengan mendorong desainer dan pengusaha, dan pengembangan ekonomi pesantren.
Lalu pengembangan keuangan syariah melalui kebijakan dan instrumen pasar keuangan, pengembangan digitalisasi eksyar salah satunya melalui aplikasi Satu Wakaf Indonesia, serta penguatan literasi dan edukasi eksyar.
"Kehadiran FESyar ini bukan hanya sebagai ajang refleksi dan diskusi, tetapi juga sebagai platform sinergi, kolaborasi, aksi konkret pengembangan eksyar di KTI," ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah Sultra, Asrun Lio, memandang perlunya memberdayakan potensi ekonomi syariah untuk peluang baru meningkatkan kesejahteraan.
Menurutnya, prinsip berkeadilan dan berkelanjutan menjadi solusi efektif bagi pertumbuhan ekonomi dan pemerataan kesejahteraan.
"Hal ini perlu sejalan dengan prinsip bagi hasil, tolong menolong, dan keadilan sosial. Keberadaan sebanyak 124 pesantren di Sultra menjadi salah satu modal yang berharga untuk eksyar," kata dia.
Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group