Setop! Polemik Nasab dan Dzurriyat Nabi Kian Membahayakan Ukhuwah

Oleh: Ades Satria (Pemerhati Sosial dan Pegiat Masjid)
Hingga saat ini, perbincangan soal nasab dan dzurriyat (keturunan) Nabi masih terus berlangsung. Bahkan kian memanas.
Bermula dari Kiai Imad dalam sebuah tesisnya, mempertanyakan kalangan Habaib dari nasab Ba'alawi d Indonesia bukan merupakan keturunan Rasulullah Saw.
Kiai Imad yang terlihat fasih berbahasa Arab dan secara keilmuan, mulai banyak pendukungnya dari kalangan asatidz dan asatidzah dari wilayah Banten.
Tidak sampai di situ, persoalan ini semakin melebar dengan pernyataan H. Rhoma Irama dalam sebuah podcastnya. Dengan alasan cover bothside, Rhoma mengundang kedua belah pihak untuk membahas soal nasab ini melalui podcast miliknya.
Doktrin Habaib
Berdasarkan pengalaman Rhoma ketika masih muda, ia mendengar ceramah dari seorang Habaib asal Betawi dalam sebuah acara keagamaan di wilayah Tebet, yang mengatakan, bahwa seorang habib yang merupakan keturunan nabi, jika ia berzina, berjudi, dan mabuk sekalipun, tetap suci dan akan tetap masuk surga.
Mendengar pernyataan habib tersebut, Rhoma menyatakan ketidaksetujuannya. Lalu ia mencoba meluruskan habib yang mengatakan itu dalam kesempatan ceramah di waktu yang sama.
Rhoma mengatakan, tidak ada previlege atau keistimewaan keturunan nabi sekalipun, jika melakukan dosa dan berbuat maksiat. Ia tetap dihukum karena dosa-dosanya. Bahkan Rasulullah menegaskan, putri Nabi Fatimah sekalipun, jika mencuri akan tetap dipotong tangannya.
Juga tak ada kelebihan dari orang Arab atau bukan Arab, melainkan iman dan takwanya.
Dari pernyataan Rhoma tersebut benar adanya, tidak yang salah. Sampai di situ kita bisa terima. Artinya Habaib sekalipun jika berbuat maksiat dan dosa tetap mendapat hukuman di dunia dan akhirat.
Ungkapan habib yang ceramah sewaktu Rhoma muda dulu, kini terulang lagi. Kali ini diucapkan oleh Habib muda, anak dari Ketua Rabithah. Itu bisa dicek di sebuah channel YouTube. Hal inilah yang menyebabkan Rhoma berani mengatakan, ini seperti sebuah doktrin yang terus menerus terulang. Ia menentangnya. Kata Rhoma, ini tak baik bagi generasi Ba'alawi selanjutnya.
Rhoma Terpengaruh Kiai Imad
Tapi yang saya sesalkan, kenapa Rhoma masuk ke ranah polemik Kiai Imad cs soal nasab? Di sini Rhoma nampaknya sudah mulai terpengaruh dengan pandangan Kiai Imad yang mempermasalahkan nasab Ba'alawi yang katanya bukan keturunan Nabi Saw.
Yang sangat disesalkan lagi, Rhoma malah mendukung Tes DNA, seperti yang diminta Kiai Imad kepada para keturunan Baalawi. Sementara para habaib telah mengharamkannya.
Rhoma berkali-kali mengatakan, tidak ada kebencian terhadap para habaib. Ia mengaku banyak bersahabat dengan para habaib, seperti Habib Rizieq dan Habaib lainnya. Rhoma juga menyatakan ketululusannya merespon masalah ini.
Rhoma juga ikut-ikutan terpengaruh bahwa Walisongo bukan dari kalangan Ba'alawi. Seharusnya Rhoma tidak mengatakan itu. Rhoma sudah terlalu jauh bereaksi soal nasab Ba'alawi. Ia bahkan seperti berada di kubu Kiai Imad.
Seharusnya Rhoma hanya sampai meluruskan tentang tidak benar jika Habaib keturunan nabi tetap masuk surga meski berzinah, berjudi dan mabuk. Kita semua pasti sepakat.
Kini pernyataan Rhoma tentang doktrin Habaib yang masih saja menyebut Habaib keturunan nabi tetap masuk surga meski berzinah, berjudi dan mabuk, masih terus berlangsung hingga saat ini. Seolah itu doktrin yang terus menerus didengungkan.
Atas kritik Rhoma tersebut, telah mendapat reaksi keras dari Habib Bahar Smith dengan nada yang tinggi penuh amarah. Termasuk Habib Rizieq.
Habib Bahar malah balik bertanya, siapa habib yang mengatakan bahwa keturunan nabi yang berbuat dosa dan maksiat tetap masuk surga. Kalau ada Habib Bahar siap sbg orang pertama yang akan menghadapinya.
"Tunjukkan siapa habibnya? Kapan dan di mana," tukas habib Bahar.
Dalam YouTube, ternyata benar ada seorang habib muda yang mengatakan demikian.
Sudah, Hentikan!
Dari sini saya bisa merasakan hubungan Rhoma dan Habaib bisa kian memanas. Padahal sebelumnya hubungan mereka begitu hangat.
Seperti kita ketahui, Rhoma adalah figur publik yang punya pengaruh besar di masyarakat. Apalagi ia seorang Raja Dangdut, dan mendirikan ormas Islam seperti Fahmi Tamami (Forum Silaturahmi Takmir Masjid dan Musholla) yang di dalamnya terdapat banyak para pengurus DKM, dai lokal, kebanyakan masyarakat Betawi. Juga menjalin hubungan dengan ormas kemasyarakatan lainnya. termasuk dari kalangan Habaib.
Kita semua tahu, Rhoma dan Habaib, sama sama punya pengaruh dan massa besar. Rhoma begitu dekat dengan para ulama dan Habaib Betawi. Rhoma dan Habaib itu aset umat yang harus bergandengan tangan. Juga harus dijaga hubungan silaturahimnya. Jangan sampai gara gara soal nasab dan dzurriyat, hubungan kedua belah pihak menjadi terganggu dan renggang.
Kita semua berharap, Kiai dan Habaib untuk tidak diadu adu, seperti jangkrik. Kalo sudah begini yang rugi pasti kita semua.
Saya menilai pengaruh Kiai Imad soal nasab dan dzuriyat nabi, telah mengancam ukhuwah Islamiyah semakin dalam dan kian membahayakan.
Tentu Kiai Imad punya misi jangka panjang bagi keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Imad cs spt menanam bom waktu terhadap persatuan kaum muslimin di negeri ini.
Tes DNA menjadi tidak berguna hanya sekedar untuk meneguhkan tesisnya bahwa Habaib dari Ba'alawi bukan keturunan Nabi Saw.
Di sisi lain, para habaib dinilai pihak Imad cs, takut jika hasil tes DNA nya ternyata memang bukan keturunan nabi.
Saya tidak ingin masuk ke ranah itu. Prinsip saya, mau tes DNA atau tidak, mau habib itu keturunan nabi atau bukan, saya hanya mengikuti dan menghormati Habaib yang baik akhlaknya, dan tidak berbuat maksiat. Kalau pun dia berbuat dosa, kita doakan mendapat hidayah dan bertobat, itu lebih baik. Karena Habaib juga manusia yang tak lepas dari salah dan dosa.
Saya juga mengharapkan para habaib mendakwahkan, bahwa seseorang akan ditaati dan dihormati karena kesalehannya dan kemuliaan akhlaknya. Bukan nasab dan keturunannya.
Saya berpesan kepada H. Rhoma untuk menyudahi polemik nasab ini. Mengingat terlalu banyak mudharatnya ketimbang manfaatnya. Bahkan bisa membahayakan ukhuwah islamiyah.
Jangan karena ketidaksukaan kita pada suatu kelompok, membuat kita tidak adil. Jangan karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Kita tak berharap, sesama muslim saling menyusun kekuatan untuk saling gempur. Ini yang harus kita hindari.
Saya juga berpesan pada pihak MUI dan pemerintah agar menjadi penengah, juga meminta semua pihak agar mengakhiri polemik soal nasab ini. Apalagi yang bisa mengancam dan membahayakan ukhuwah Islamiyah dan persatuan sesama anak bangsa. Juga tak ada kemaslahatannya sama sekali.
Sudah, hentikan!
Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group