Jangan Keliru, Kitab Riyadush Shaalihin Tidak Ditulis Syaikh Nawawi Al-Bantani

Jangan Keliru, Kitab Riyadush Shaalihin Tidak Ditulis Syaikh Nawawi Al-Bantani

Muslim Obsession – Riyadush Shaalihin merupakan salah satu kitab yang menjadi kajian utama para santri di pondok-pondok pesantren. Ditulis oleh Imam Nawawi yang oleh banyak kalangan disangka merupakan ulama besar asal Banten.

Riyadush Shaalihin min Kalami Sayyidil Mursalin merupakan kitab kumpulan hadits terkait adab yang oleh para ulama sering dimasukkan ke dalam kajian ilmu tasawuf. Kitab ini ditulis oleh Imam Nawawi yang memiliki nama lengkap Muhyiddin Abu Zakariya Yahya bin Syaraf bin Hasan bin Husain An-Nawawi Ad-Dimasyqiy.

Kerap disebut Al-Nawawi karena dinisbatkan kepada tempat kelahirannya, yaitu Nawa, sebuah negeri yang masuk dalam kawasan Syam. Beliau dilahirkan pada bulan Muharram tahun 631 H di Nawa, sebuah kampung di daerah Dimasyq (Damaskus) yang sekarang merupakan ibu kota Suriah.

Kitab Riyadhus Shalihin diawali dengan bab ikhlas dan diakhiri dengan bab istighfar atau meminta ampunan. Pola penulisan setiap babnya terdiri dari judul yang kemudian disisipi perkataan beliau terkait bab tersebut. Kemudian diikuti ayat yang berkaitan dengan judul, lalu hadits-hadits yang sesuai dengan tema bab dan diakhir teks hadits dicantumkan perawinya, misal Al-Bukhari, Muslim, dan lain-lain.

Menilik nama penulisnya, kitab ini tidaklah ditulis oleh Syaikh Nawawi Al-Bantani. Keduanya memiliki penyebutan yang sama, dan penyematan Al-Bantani diletakkan sebagai nisbat untuk membedakan dengan sebutan Imam Nawawi, seorang ulama besar dan produktif dari Nawa Damaskus, yang hidup sekitar abad XIII Masehi.

Beliau dididik oleh ayah beliau yang terkenal dengan kesalehan dan ketakwaan. Beliau mulai belajar di Katatib (tempat belajar baca tulis untuk anak-anak) dan hafal Al-Quran sebelum menginjak usia baligh.

An-Nawawi tinggal di Nawa hingga berusia 18 tahun. Kemudian pada tahun 649 H ia memulai rihlah thalabul ilmi-nya ke Dimasyq dengan menghadiri halaqah-halaqah ilmiah yang diadakan oleh para ulama kota tersebut.

Imam Nawawi meninggalkan banyak sekali karya ilmiah yang terkenal. Jumlahnya sekitar empat puluh kitab, di antaranya:

1.Bidang Hadits: Arba’in, Riyadhush Shalihin, Al-Minhaj (Syarah Shahih Muslim), At-Taqrib wat Taysir fi Ma’rifat Sunan Al-Basyirin Nadzir.

2.Dalam bidang fiqih: Minhajuth Thalibin, Raudhatuth Thalibin, Al-Majmu’.

3.Dalam bidang bahasa: Tahdzibul Asma’ wal Lughat.

4.Dalam bidang akhlak: At-Tibyan fi Adab Hamalatil Qur’an, Bustanul Arifin, Al-Adzkar.

Lalu, siapa Syaikh Nawawi?

Memiliki nama lengkap Muhammad Nawawi bin Umar bin Arabi bin Ali bin Jamad bin Janta bin Masbuqil al-Jawwi al-Bantani, Syaikh Nawawi lahir di Tanara Tirtayasa Serang Banten pada tahun 1230 H/1813 M dan wafat di Mekkah pada 1314 H/1897 M.

Ayah Syekh Nawawi adalah seorang penghulu di Tanara, setelah diangkat oleh pemerintah Belanda. Ibunya bernama Zubaidah, penduduk asli Tanara. Di masa kecil, Syekh Nawawi dikenal dengan Abu Abdul Muthi. Dia adalah sulung dari tujuh bersaudara, yaitu Ahmad Syihabudin, Tamim, Said, Abdullah, Tsaqilah dan Sariyah. Syekh Nawawi merupakan keturunan ke-12 dari Maulana Syarif Hidayatullah, Sunan Gunung Jati Cirebon. Dari garis keturunan ayah, berujung kepada Nabi Muhammad Saw melalui jalur Sultan Hasanudin bin Sunan Gunung Jati, sedangkan dari garis ibu sampai kepada Muhammad Singaraja.

Pada usia 15 tahun, Syekh Nawawi berangkat pergi ke Arab Saudi. Di samping untuk melaksanakan ibadah haji, keberangkatan itu penting bagi Syekh Nawawi untuk menimba ilmu. Seperti ulama Al-Jawwi pada umumnya, pada masa-masa awal di Arab Saudi, dia belajar kepada ulama Al-Jawwi lainnya.

Pada abad 19 M banyak sekali orang Indonesia yang belajar di Mekkah. Bahkan, tidak sedikit di antara mereka diberi kesempatan mengajar di Masjidil Haram, seperti Syekh Nawawi Al-Bantani, Syekh Mahfuzh Al-Turmusi asal Tremas Pacitan, Syekh Ahmad Khatib Al-Minankabawi asal Minangkabau, Syekh Muhtaram asal Banyumas, Syekh Bakir asal Banyumas, Syekh Asyari asal Bawean, dan Syekh Abdul Hamid asal Kudus.

Syekh Nawawi merupakan ulama Indonesia paling produktif yang bermukim di Haramain. Selama hidup, karya Syekh Nawawi tidak kurang dari 99 buku maupun risalah. Bahkan ada yang mengatakan lebih dari 115 buah.

Semua tulisan itu membahas berbagai disiplin kajian Islam. Beberapa karyanya yang masih terkenal sampai sekarang adalah Tafsir al- Munir, Nashaihul Ibad, Fathul Shamad al-Alim, al-Tausyikh, Kasyifatus Saja, al-Futuhat al-Madaniyyah, Tanqihul Qawl, Nihayatul Zayn, Targhibul Mustaqin, Hidayatul Azkiya, Madarijul Saud, Bughyatul Awam, Fathul Majid dan sebagainya. (Fath)



Dapatkan update muslimobsession.com melalui whatsapp dengan mengikuti channel kami di Obsession Media Group