Rasmu Tidak Menentukan Islammu!

865

Saya masih ingat ketika Raja Saudi berkunjung ke tanah air tercinta. Saya mengingatkan bangsa ini agar jangan terlalu “euphoria” dan berlebihan seolah menyambut kehadiran dewa penyelamat dari langit.

Menanggapi tulisan saya itu seorang ulama di tanah air menegur saya: “Kalau tidak bisa berkata baik, diam saja”. Tentu mengutip sebuah hadits: “barangsiapa yang beriman kepada Allah hendaknya berkata baik atau diam”.

Tentu sang ulama yang saya hormati itu lupa dengan hadits: “barangsiapa yang melihat kemungkaran hendaklah merubahnya dengan tangan. Jika tidak mampu maka dengan lisannya. Dan jika masih tidak mampu maka dengan hatinya. Dan itulah selemah-lemah iman”.

Karenanya banyak kalangan umat ini yang tidak menyadari konsekwensi negatif dari kejutan-kejutan itu. Dan kejutan-kejutan itu bahkan berimbas kepada dunia, khususnya dunia Islam.

Mungkin sebagian pula dari umat ini segera mencari “justifikasi religi”. Bahwa semua itu harus diterima sebagai tanda kemaha besaran Allah melalui doa Ibrahim: “warzuqhum minatstamaraat”.

Bahwa kemajuan Saudi khususnya, dan dunia Arab secara umum itu tidak lepas dari doa nabi Ibrahim AS untuk mereka. Karenanya menyerempetnya atau mengeritiknya seolah mempertanyakan kebesaran Allah dan kebenaran Al-Quran.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here