Ramadhan itu Bulan Hidayah

690

Sebagaimana disebutkan bahwa mukjizat Al-Quran itu mencakup semua aspek. Dari kekuatan nilai ruhiyah (aspek batin), kandungan (isi Kitab) maupun bahasa dari semua segi, semuanya adalah mukjizat.

Jangankan dalam bahasa aslinya, bahasa Arab. Bahkan beberapa kali Al-Quran tetap terbukti memiliki dimensi kekuatan bahkan dalam bahasa terjemahanny sekalipun.

Ini adalah cerita yang telah berkali-kali saya sampaikan dalam banyak kesempatan. Tapi sebagia pengingat dan penguat, saya sampaikan sekali lagi.

Cerita pertama adalah cerita sang Ibu yang tersentuh dengan bacaan Al-Quran di Yankee stadium pasca 9/11 di kota New York Amerika Serikat.

Sekitar dua minggu setelah serangan teror di kota New York Amerika Serikat saya diundang oleh kantor walikota New York untuk mewakili Komunitas Muslim di sebuah acara besar yang dinamai “National Prayer for Amerika”. Atau doa nasional untuk Amerika.

Saya hadir bersama seorang imam lainnya. Kebetulan memang hanya dua orang yang diundang sebagai pembicara mewakili komunitas Muslim. Saya bersama Imam E. Pasha, Imam masjid Malcom X di Harlem New York.

Singkat cerita saya memilih membaca beberapa ayat pilihan dari Al-Quran. Saya memang persiapkan secara matang. Selain matang dari segi makna, juga yang terbaik dari segi bacaan. Alhamdulillah acara berlangsung baik dan mendapat sambutan positif yang luar biasa.

Tiga bulan setelah acara itu saya mendapat telpon dari seorang wanita di kota New York. Menurutnya telah mencari saya tiga bulan berturut-turut, sejak acara dì Yankee Stadium itu.

Singkatnya, dia menceritakan bahwa tiga bulan lalu di saat saya membaca Al-Quran itu, dia adalah seorang Kristen. Tapi dia menonton saya membaca dan mendengarkan bacaan itu. Tanpa beliau sadari ketika itu, beliau menangis meneteskan airmata mendengarkan bacaan tersebut.

Akhirnya dia ke sebuah perpustakaan meminjam buku tentang Islam. Ternyata yang dia pinjam adalah Al-Quran. Menurutnya lagi, setiap malam dia baca Al-Quran itu, tentu dalam terjemahan, pasti merasa tenang dan tertidur pulas. Padahal beliau termasuk orang yang sulit tertidur.

Tiga Bulan beliau baca Al-Quran hampir tamat. Akhirnya dia cari orang Islam. Ternyata tidak jauh dari rumahnya itu ada masjid. Di masjid itulah dia masuk Islam.

Karena masjid itu mengenal saya maka dia diberikan nomor saya. Dan Alhamdulillah, komunikasi antara saya dan beliau tersambung. Walau sejujurnya hingga saat ini saya belum sempat bertemu dengan wanita itu. Hanya komunikasi lewat telpon.

Cerita kedua, seorang pemuda Amerika yang masuk Islam hanya tiga hari setelah 9/11. Ceritanya berawal ketika saya diminta juga membaca doa di Kawasan down Town kota Manhattan pasca 9/11 itu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here