Raja Yordania: Yerusalem Timur Harus Menjadi Ibukota Palestina

1441
Jordan King Abdullah II
Raja Yordania, Abdullah II. (Foto: AFP)

Muslim Obsession – Raja Yordania Abdullah menyuarakan keprihatinannya atas keputusan di Washington yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Ia mengatakan, Yerusalem Timur harus menjadi ibu kota negara Palestina di masa depan.

Dalam sambutannya, saat melakukan pembicaraan dengan Wakil Presiden AS Mike Pence di Amman, Raja Abdullah mengatakan satu-satunya solusi untuk konflik Israel dan Palestina adalah sebuah negara menjadi dua negara.

“Keputusan AS untuk Yerusalem, bukan sebagai hasil dari penyelesaian komprehensif konflik Palestina dan Israel,” ujar Raja Abdullah memberi tahu Mr. Pence di awal perundingan di istana kerajaan.

Yordania kehilangan Yerusalem Timur dan Tepi Barat ke Israel selama perang Arab-Israel pada tahun 1967. Pence berada di Amman pada kunjungan kedua tur tiga negara yang berakhir di Israel.

Dalam komentar yang disampaikan di Mesir, dia mengatakan bahwa Washington akan mendukung solusi dua negara untuk Israel dan Palestina jika kedua belah pihak menyetujuinya.

Dukungan bulan lalu atas klaim Israel ke Yerusalem karena ibu kotanya oleh Presiden AS Donald Trump menimbulkan kecaman universal dari para pemimpin Arab dan kritik luas di tempat lain.

Ini juga mematahkan beberapa dasawarsa kebijakan AS bahwa status kota harus diputuskan dalam negosiasi dengan Palestina, yang menginginkan Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka.

Pence mengatakan kepada Raja Abdullah bahwa Washington berkomitmen untuk melestarikan status quo tempat-tempat suci di Yerusalem.

“Kami tidak mengambil keputusan mengenai batas dan status akhir, itu bisa dinegosiasikan,” katanya, dilansir Reuters pada Senin (22/1//2018).

Kunjungan Pence merupakan kunjungan pejabat AS tingkat tertinggi ke wilayah tersebut, sejak Trump membuat pernyataannya di Yerusalem bulan lalu. Pejabat Yordania khawatir tindakan Washington di Yerusalem juga telah menghancurkan kemungkinan dimulainya kembali perundingan damai Arab dan Israel.

Raja Abdullah mengatakan bahwa langkah AS ke Yerusalem akan memicu radikalisme dan mengobarkan ketegangan Muslim dan Kristen. Dinasti Hashemite Raja Abdullah adalah penjaga tempat suci umat Islam di Yerusalem, membuat Amman peka terhadap perubahan status kota yang disengketakan. Pejabat Yordania lebih khawatir bahwa langkah tersebut dapat memicu kekerasan di wilayah Palestina dan tumpah ke Yordania. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here