Raja Bali: Persaudaraan Umat Hindu dan Islam Sudah Sejak Lama

1952
Ustadz Abdul Somad dan Raja Bali
Foto Ustadz Abdul Somad ditemani Raja Bali, Dr. Ida Cokorda Pemecutan XI di Denpasar, Bali, viral di Medsos.

Denpasar, Muslim Obsession – Raja Bali, Dr. Ida Cokorda Pemecutan XI menegaskan persaudaraan antara umat Hindu dan umat Islam di Bali telah berlangsung lama. Bahkan secara darah, sebut Ida Cokorda, umat Hindu dan umat Islam telah bersatu.

Pernyataan Ida Cokorda Pemecutan XI itu viral di media sosial menanggapi insiden penolakan Ustadz Abdul Somad (UAS) dalam safari dakwahnya di Bali oleh segelintir orang, beberapa waktu lalu.

“Kami dengan orang Muslim bukan sekarang saja (dekat), tapi secara darah kami sudah bersatu,” sebut Ida Cokorda Pemecutan XI.

Oleh karenanya, imbuh Ida Cokorda Pemecutan XI, persaudaraan yang sudah terikat itu jangan sampai terpecah hanya karena isu-isu yang dihembuskan segelintir orang yang tidak bertanggung jawab.

“Bahwa ada isu-isu di YouTube, Twitter, WA, BBM, dan lainnya jangan sampai ulah segelintir oknum merusak persaudaraan yang sudah kita bangun selama ini. Seandainya masyarakat Hindu Bali tidak toleran, mengusir ulama, dan lain sebagainya, tidka mungkin ada 500 ribu lebih muslim di Bali. Tidak mungkin Islam bisa bertahan selama 8 abad lebih di Bali,” tandasnya.

Ia juga menegaskan bahwa apa yang disampaikan UAS dalam ceramahnya tidak ada unsur yang memecah belah atau anti NKRI.

“Kami melihat bahwa Kiai (UAS) menyampaikan tidak ada perpecahan, malah guyub kita. Justru malah semakin mempererat persatuan sesuai keinginan para pendahulu kita. NKRI, Merah Putih sudah harga mati. Ini betul-betul disampaikan oleh Kiai,” tegasnya.

Ida Cokorda Pemecutan XI mengingatkan agar tidak ada lagi yang membuat upaya untuk memecah persatuan di Tanah Dewata.

“Jika provokator yang sempat melakukan persekusi terhadap dirinya tak hanya merusak dirinya saja, tetapi juga umat Hindu Bali yang selama ini dikenal terbuka bagi semua selemen masyarakat,” ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, pada Kamis (7/12/2017), UAS mendapat penolakan dari sekelompok orang yang bergabung dalam Komponen Rakyat Bali (KRB) di Denpasar, Bali. Mereka menolak kehadiran UAS karena dianggap anti NKRI dan berceramah untuk memecah umat.

Namun usaha penolakan itu tak berhasil setelah digelar dialog. Sebaliknya, UAS tak menyangka jamaah yang hadir di pengajiannya mencapai lebih dari 5.000 orang. Jamaah datang dari berbagai wilayah di Denpasar.

“Alhamdulillah saya merasa terhormat bisa duduk berdampingan dengan Raja, orang yang dihormati dalam struktur masyarakat Bali. Kita bisa duduk bersama, bertukar cerita bagaimana mengusir Belanda bersama-sama saat itu,” kata UAS. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here