Protokol Kesehatan untuk Pesantren Segera Disosialisasikan

644
Salah seorang santriwati diperiksa menggunakan thermo gun. (Foto: jatimtimes)

Jakarta, Muslim Obsession – Protokol kesehatan untuk pondok pesantren saat ini tengah digodok tim penyusun dari Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama bersama Direktorat Promosi Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan.

Protokol kesehatan disusun untuk menyambut tahun ajaran baru di pondok pesantren yang biasanya dimulai pada bulan Syawal dan dalam waktu dekat protokol kesehatan akan segera disosialisasikan ke seluruh pesantren di Indonesia.

“Penyusunan ini semata-mata agar semua keluarga besar pondok pesantren terhindar dari wabah Covid-19. Protokol kesehatan bagi pesantren ini sangat penting mengingat kondisi pesantren yang sangat rentan dengan persebaran virus ini,” ujar Plt. Direktur PD Pontren Imam Safe’i, dilansir Kemenag, Jumat (29/5/2020).

Menurutnya, fasilitas pesantren yang kurang memadai dibanding jumlah santri yang tinggal di pesantren sangat rentan dengan persebaran virus. Di antaranya fasilitas MCK pesantren dan tempat tidur santri yang dinilai masih sangat kurang.

“Bagi santri, semua tempat di pesantren bisa digunakan sebagai tempat tidur karena kamar-kamar yang ada memang tidak memadai. Ada yang di masjid, musholla, perpustakaan, dan lainnya,” terangnya.

Menurut Imam, protokol kesehatan ini untuk melindungi pesantren, protokol tersebut bukan anjuran atau larangan bagi pesantren dalam melangsungkan pembelajaran. Namun jika pesantren ingin melanjutkan proses pembelajaran, sementara vaksinnya juga belum ditemukan, maka pesantren sebaiknya mengikuti protokol kesehatan ini.

Apalagi menurutnya, protokol kesehatan ini merupakan standar yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan.

Direktur Promosi Kesehatan Masyarakat Kemenkes, dr. Riskiyana Sukandi Putra menyambut baik respon cepat Kementerian Agama dalam menyiapkan protokol kesehatan bagi pesantren ini. Menurutnya, ini adalah langkah tepat karena ketidakseimbangan antara jumlah santri dengan fasilitas pesantren sangat rentan dengan penularan virus.

“Dalam waktu dekat vaksin Covid-19 mungkin belum akan ditemukan. Paling cepat bisa delapan atau 20 bulan ke depan baru akan ditemukan. Karena itu yang harus dilakukan adalah membuat vaksin alamiah, yaitu dengan cara memperkuat imunitas tubuh,” imbuhnya.

Riski menuturkan, bahwa cara memperkuat imuntas tubuh salah satunya adalah dengan mengonsumsi makanan bergizi.

“Makanan bergizi akan memunculkan imunitas dalam tubuh yang berfungsi melawan virus,” tandasnya. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here