Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi Wafat di Usia 92 Tahun

943
Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi wafat (Foto: Arab News)

Tunis, Muslim Obsession Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi meninggal dunia di usianya yang ke-92 tahun. Demikian dilaporkan oleh pihak kepresidenan, Kamis (25/7/2019).

Essebsi dirawat di rumah sakit akhir bulan lalu dan menghabiskan waktu seminggu di rumah sakit setelah menderita krisis kesehatan yang parah.

“Pada Kamis pagi, Presiden Republik meninggal di rumah sakit militer di Tunis … Upacara pemakaman akan diumumkan kemudian,” kata pihak kepresidenan dalam pernyataannya, seperti diberitakan Arab News, Jumat (26/7/2019).

Diketahui, pemakaman Essebsi akan berlangsung pada Sabtu esok. Menurut konstitusi, pembicara parlemen sementara akan menjabat sebagai presiden.

Komisi Pemilihan Independen Tunisia mengatakan bahwa pemilihan presiden yang dijadwalkan pada 17 November sekarang akan berlangsung pada 15 September.

Essebsi telah menjadi politisi terkemuka di Tunisia sejak penggulingan otokrat veteran Zine El-Abidine Ben Ali pada 2011, yang diikuti oleh pemberontakan terhadap para pemimpin otoriter di Timur Tengah, termasuk di Libya dan Mesir terdekat.

Didesain sebagai perdana menteri pada 2011 setelah Ben Ali digulingkan, Essebsi terpilih sebagai presiden setelah tiga tahun kemudian, sekaligus menjadi kepala negara pertama yang dipilih secara langsung di negara itu setelah pemberontakan “Musim Semi Arab”.

Pemilihan parlemen diperkirakan akan diadakan pada 6 Oktober dengan pemilihan presiden berikutnya pada 17 November. Pemilihan itu akan menjadi rangkaian pemungutan suara ketiga di mana rakyat Tunisia dapat memilih secara bebas setelah revolusi 2011.

Analis Ibrahim Ouslati mengatakan kematian Essebsi, salah satu pemimpin tertua di dunia, diharapkan tidak mengganggu suhu politik.

“Saya kira tidak akan ada masalah karena rakyat Tunisia memiliki konstitusi yang jelas menunjukkan bahwa ketua parlemen menduduki posisi sementara. Secara politis, tidak akan ada masalah,” ujarnya. 

Dilahirkan di Sidi Bou Said dari keluarga elite Tunisia, ia adalah cicit dari Ismail Caïd Essebsi, seorang warga Sardinia yang diculik oleh orang-orang Tunisia di sepanjang pantai-pantai Sardinia pada awal abad ke-19 yang kemudian menjadi pemimpin mamluk yang dibesarkan oleh keluarga yang berkuasa setelah masuk Islam.

Ia kemudian diakui sebagai orang bebas ketika ia menjadi anggota penting pemerintah. Essebsi menikahi Chadlia Saïda Farhat pada 8 Februari 1958. Pasangan ini memiliki empat anak: dua putri, Amel dan Salwa, dan dua putra, Mohamed Hafedh dan Khélil. (Vina)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here