Presiden Prancis Sebut Islam Krisis, Erdogan: Tidak Sopan!

636
Erdogan (Foto: Daily Sabah)

Jakarta, Muslim Obsession – Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengkritik Presiden Prancis Emmanuel Macron karena komentarnya yang “tidak sopan” tentang Muslim, dengan mengatakan bahwa dia tidak berhak untuk mengusulkan restrukturisasi Islam.

Erdogan juga mengecam para pemimpin Eropa lainnya karena sikap mereka terhadap Muslim, dengan mengatakan bahwa menargetkan komunitas Muslim telah menjadi “alat” bagi mereka.

“Pernyataan Macron baru-baru ini yang mengklaim bahwa Islam sedang dalam krisis tidak hanya tidak sopan, tetapi juga merupakan provokasi yang jelas. Pernahkah kita mengatakan Kristen, Yudaisme harus direstrukturisasi? Siapakah Anda untuk mengusulkan restrukturisasi Islam?” ungkap Erdogan kepada hadirin program Masjid dan Pekan Pekerja Keagamaan di Pusat Kebudayaan dan Kongres Nasional Beştepe di Ankara, dilansir Daily Sabah, Rabu (7/10/2020).

“Kami mengharapkan dia (Macron) untuk bertindak seperti negarawan yang bertanggung jawab daripada sebagai gubernur kolonialis,” kata Erdogan.

Kritik presiden itu menanggapi janji presiden Prancis baru-baru ini untuk melawan “separatisme Islam,” yang katanya diduga mengancam untuk mengambil kendali di beberapa komunitas Muslim di sekitar Prancis, dengan memperkenalkan undang-undang baru.

Dia juga mengatakan politisi Eropa mengeksploitasi sentimen anti-Muslim untuk kepentingan mereka.

“Menargetkan Muslim telah menjadi alat bagi politisi Eropa untuk menyembunyikan kegagalan mereka sendiri,” tegas Erdogan.

Macron baru-baru ini mengklaim bahwa beberapa praktik agama Islam adalah “separatis” karena mereka mengancam untuk memisahkan diri dari institusi dan aturan Prancis.

“RUU itu akan dikirim ke parlemen awal tahun depan,” ujar Macron.

RUU tersebut mengusulkan untuk membatasi homeschooling untuk menghindari anak-anak “diindoktrinasi” di sekolah tidak terdaftar yang diduga menyimpang dari kurikulum nasional. Sementara itu, prefek juga akan diberi wewenang untuk membatalkan keputusan walikota yang membatasi kafetaria sekolah atau kolam renang hanya untuk perempuan atau laki-laki.

Erdogan juga mengkritik para pemimpin Eropa lainnya karena sikap munafik mereka terhadap teroris.

“Negara-negara Eropa membentuk sikap mereka terhadap teroris sesuai dengan identitas teroris,” tuturnya, sambil mencatat bahwa mereka hanya menyebut mereka teroris ketika mereka mau. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here