Presiden Duterte: Saya Islam, Allahu Akbar!

1080
Presiden Filipina

Manila, Muslim Obsession – Rakyat Filipina dibuat heboh dengan perseteruan Presiden Rodrigo Duterte dengan para pemimpin Gereja Katholik di negara tersebut. Perang kata-kata yang dilontarkan Duterte diwarnai umpatan kasar, karena menganggap gereja terlalu campur tangan terhadap pemerintahan.

Duterte tak henti-hentinya menyerang pimpinan gereja. Saking marahnya, Duterte mengaku dirinya sebagai pemeluk Islam, bukan seorang Katholik. Pernyataan itu disampaikan Duterte saat pidato untuk pengesahan Undang-Undang Organik Bangsamoro (BOL).

Berbicara di depan banyak orang yang didominasi Muslim dalam pertemuan perdamaian untuk ratifikasi BOL di Kota Cotabato pada 18 Januari 2019 lalu, Duterte menegaskan kembali bahwa dia bukan Katholik.

“Ada bagian dari diri saya yang sebenarnya adalah Islam. Itu sebabnya jika saya dan para pendeta gila itu bertengkar, saya bukan Katholik. Saya Islam. Itu benar,” kata Duterte dalam pidatonya, yang dikutip dari Manila Times, Jumat (25/1/2019).

“Tuhan pasti baik pada kita. Fakta bahwa kita telah mencapai titik ini setelah bertahun-tahun negosiasi dan interupsi. Kita di sini Insya Allah. Tuhan itu agung. Allahu Akbar,” ujar Duterte.

Pernyataan Duterte ini muncul setelah Malacanang atau Istana Kepresidenan Filipina mengatakan kepada para pemimpin Gereja Katholik untuk tidak ikut campur tentang bagaimana Presiden menjalankan pemerintahan.

Juru bicara Duterte, Salvador Panelo, mengatakan omelan presiden terhadap para klerus dan ajaran Katolik tidak perlu mengkhawatirkan para uskup mengingat keberadaan gereja yang sudah lama.

“Karena itu tidak perlu bagi beberapa pemimpin untuk bertindak tertekan dan memanifestasikan komentar tidak menyenangkan mereka terhadap presiden, terutama sehubungan dengan bagaimana presiden menjalankan pemerintahan,” kata Panelo.

Malacanang membuat pernyataan setelah Uskup Agung Lingayen-Dagupan Socrates Villegas menyatakan keprihatinan atas kesehatan Duterte.

“Uskup Agung Lingayen-Dagupan Socrates Villegas telah menyatakan keprihatinannya tentang Presiden dan mengatakan bahwa pernyataan yang terakhir tentang Gereja mungkin tidak baik untuk kesehatan dan statusnya sebagai pemimpin negara,” kata Panelo.

“Kekhawatiran Uskup Agung Villegas, pada kenyataannya, dibagikan oleh mayoritas orang Filipina yang memahami bahwa keberhasilan presiden ini sama dengan keberhasilan bangsa,” ujar Panelo.

Media lokal melaporkan Duterte lahir dan dibesarkan sebagai penganut Katolik. Namun, dia secara rutin menyerang Gereja dan ajarannya.

Malacanang telah berulang kali membela retorika Duterte terhadap anggota Gereja. Pihak istana tersebut mencatat bahwa Duterte hanya membela diri dengan melawan uskup dan imam yang menggunakan mimbar untuk menentang pemerintahannya. (Has)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here