Keterbatasan dana menjadi alasan tak kunjung direnovasinya ruang kelas MI Malnu Cikarang. Dana BOS tak sanggup menutupi mahalnya biaya pembangunan, bahkan untuk gaji guru pun masih dirasa kurang di tengah meningkatnya harga kebutuhan pokok.
Sajad menyebut, biaya angkut material ke desanya cukup mahal karena medan jalan berbatu dan jauh dari pusat kota.
Kini, Sajad dan guru-gurunya hanya berharap dapat memperbaiki bangunan sekolah. Mereka ingin memberikan fasilitas pendidikan terbaik bagi siswa-siswinya. Murid di sekolah ini pun tak dipungut biaya pendidikan. Mereka belajar secara gratis.
“Saya hanya ingin pendidikan anak-anak di desa saya terjamin,” harap Sajad.
ACT mengajak para dermawan memuliakan para guru Indonesia melalui
Potret Kehidupan Guru Prasejahtera di Desa #SahabatGuruIndonesia
gerakan “Sahabat Guru Indonesia”. Para dermawan dapat berdonasi untuk para penyampai ilmu hingga pelosok-pelosok Indonesia.
Mari, tunjukkan kepedulianmu dengan berdonasi melalui indonesiadermawan.id/SahabatGuruIndonesia. []