Petuah Ibunda kepada Jokowi: Ikhlas, Jujur, dan Benar

2469

Gubernur Nusa Tenggara Barat (2008/2013 & 2013/2018), M. Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) yang mengawal Jokowi menemui para pengungsi korban gempa bumi Lombok memiliki cerita betapa Jokowi selalu ingat pada waktu shalat. Senin, 13 Agustus 2018.

Hampir seharian, Jokowi dan TGB melakukan kunjungan ke beberapa titik lokasi pengungsian di Lombok. Ketika matahari telah terbenam dan waktu sudah masuk Maghrib, TGB dan Jokowi menyempatkan untuk shalat terlebih dahulu. RI-1 tak sungkan untuk menjalani shalat Maghrib di mushalla darurat dengan tempat wudhu yang dibuat darurat. Penampungan air wudhu adalah drum besar.

Dalam keterangan yang ditulis TGB di akun instagramnya, air di mushalla darurat tersebut juga minim dan kondisi mushallanya tidak layak. Namun, Jokowi bersikeras ingin shalat di sana. “Di tengah jalan, mampir ke tempat pengungsi di tengah lapangan. Datanglah waktu Maghrib, Beliau ajak kami shalat. Ajudan ingatkan, mushalla tidak layak dan air minim untuk wudhu, Beliau tetap berkeras. Jadilah, kami shalat di situ. . .”

Awalnya, Jokowi mempersilahkan TGB untuk menjadi Imam Sholat Magrib. Namun, TGB menghormati Jokowi dan mempersilakannya untuk menjadi Imam Shalat Maghrib. TGB juga membeberkan surat pendek yang dibaca Jokowi saat menjadi imam Shalat Maghrib. “Ternyata bacaan Beliau sangat terang. Rakaat pertama membaca Surah Al-Humazah dan rakaat kedua membaca Surah Quraish.

Habis shalat, dzikir ditutup doa Beliau: Allohumma innaka ‘afuwwun kariim tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anna. Lalu doa Ashabul Kahfi, Rabbana aatinaa min ladunka…dan ditutup dengan doa sapujagat. Terakhir mushafahah dengan jamaah,” TGB mengisahkan pengalamannya dengan Jokowi. Ketaatan Jokowi menjalankan ibadah shalat juga terekam dalam cerita Calon Wakil Presiden nomor urut 01 KH. Ma’ruf Amin. Dalam sebuah kesempatan, Kiai Ma’ruf mengaku pernah kalah oleh Presiden Jokowi soal urusan ibadah shalat.

Begini ceritanya: “Sekali waktu saya bertamu ke Pak Jokowi. Saat tiba, ternyata Pak Jokowi tidak ada. Ternyata beliau sedang shalat, padahal saya belum shalat. Ternyata Pak Jokowi selalu shalat awal waktu. Jadi, saya kalah dari Pak Jokowi dalam urusan shalat,” ujar Kiai Ma’ruf saat menghadiri acara konsolidasi calon legislatif (caleg), relawan, dan kader Partai Golongan Karya (Golkar) di Gedung Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar Kabupaten Serang, seperti dikutip dalam keterangan tertulisnya, Senin (1/10/2018).

Kiai Ma’ruf menuturkan, selain taat beribadah, Presiden Jokowi juga telah membuktikan komitmennya dalam menyelesaikan masalah keumatan, dengan menandatangani sejumlah kebijakan pro kepada rakyat. “Pak Jokowi juga sangat menghormati ulama dan mencintai santri,” ujarnya. Menurut Kiai Ma’ruf, penetapan Hari Santri Nasional di era pemerintahan Presiden Jokowi bukan sekadar pengakuan negara terhadap peran santri, melainkan juga harapan dan komitmen negara untuk meningkatkan peran santri di masyarakat.

Kecintaan pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), mengabdi pada bangsa dan negara, menunaikan amanah, mencintai ulama dan santri, membangun dan memelihara toleransi, hingga urusan shalat yang merupakan kewajiban personal seorang muslim, diakui Jokowi telah dipelajarinya sejak kecil. Begitupun dengan ketekunan, jujur, dan tulus yang dipelajarinya sejak kecil dari orangtuanya.

“Dari perjuangan orangtua, saya belajar ketekunan. Kesetiaan pada janji kerja keras dan kepercayaan bahwa bila segala sesuatu dijalankan dengan jujur, tulus, dan bersih, ridha Allah niscaya ada. Keteguhan wong cilik untuk berlaku, bertahan, dan bekerja dalam kejujuran sikap adalah teladan yang membesarkan saya sejak kecil,” tandasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here