Petuah Bangkit dari “Sunrise of Java”

659

Kejutan Anak Buah

Begitulah, vicon berlangsung hingga larut. Pulaslah tidur meski hanya beberapa jam saja namun lelap. Pagi cerah, saat Doni keluar kamar dalam pakaian olahraga. Ia pun jogging di sekitar pendopo yang asri. Doni ditemani Kolonel Lucky Avianto mantan Dan Grup 1 Kopassus Serang yang kini menjabat sebagai asissten di Kodam Kasuari Papua Barat.

Belum selesai tiga putaran, belasan prajurit berpakaian PDL mendatanginya. Doni sempat kaget. Tapi demi melihat semua memberi hormat padanya, maka Doni pun berhenti. Ia menatap satu per satu prajurit di depannya.

Sorot mata para prajurit, bukan sorot mata yang asing. Apalagi satu-dua prajurit seperti tak kuasa menahan rasa haru sekaligus gembira bisa menemui Doni, yang tak lain adalah bekas komandannya di Batalyon Infanteri (Yonif) 900/Raider, Singaraja – Bali. Sebuah batalyon infanteri di bawah Kodam IX/Udayana yang sebelumnya bernama Yonif 741/Satya Bhakti Wirottama.

Benar. Doni pernah menjadi Danyonif 900/Raider antara tahun 1999 sampai tahun 2001. “Wah, kejutan nih,” kata Doni.

Kejutan yang menyenangkan. Karena, ternyata mereka masih ingat kesukaan Doni. Karenanya, mereka membawa serta kelapa muda spesial buat Doni Monardo. Mantan komandan yang mereka kenal sangat baik.

Doni lantas mengajak para prajurit itu duduk santai di pojok depan sebelah kiri pendopo. Kurang lebih satu jam, Doni bernostalgia masa-masa hidup di Pulau Dewata bersama mereka. Dari obrolan mereka, diketahui, Doni banyak meninggalkan kenangan harum.

Sebelum Doni menjabat, Batalyon itu nyaris tak pernah terdengar keberadaannya. Tapi di bawah kepemimpinan Doni, Batalyon itu menjadi terkenal. Dikenal karena prestasinya.

Doni cerita, waktu itu ada 40 orang prajurit yang memiliki kesamaptaan prima, terutama Samapta A, yakni lari pada jarak 3.200 – 3.450 meter. Jika mampu membukukan catatan waktu antara 12 – 13 menit, artinya prima.

“Benar sekali. Pak Doni waktu itu memberi kami insentif Rp 25.000 per prajurit bagi yang mampu mempertahankan Samapta A,” timpal seorang prajurit, mengenang.

Prajurit lain menimpali, “Berkat dorongan Bapak, batalyon kita juara terus setiap ada event olahraga.”

Di sela-sela obrolan penuh kenangan, Doni menyelipkan pesan, “Tolong bantu tertibkan masyarakat untuk mentaati protokol kesehatan yaaa….” Kompak mereka menjawab, “Siap!”

Doni malanjutkan, “Meskipun kamu tentara, tapi kalau melihat ada yang tidak pakai masker jangan dimarahi, tapi kasih dia masker. Makanya, kalian harus bawa masker cadangan. Jadi, jangan marah-marah ke rakyat. Tentara harus dekat dengan rakyat. Kalian lahir dari rahim rakyat.”

Tak salah orang menjuluki Doni Monardo sebagai “jenderal yang humanis”.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here