Pertolongan Pertama Sesak Napas Pada Pasien Covid-19

572

Jakarta, Muslim Obsession – Sesak napas menjadi gejala yang sering dijumpai pada pasien Covid-19. Pasien Covid-19 yang sedang isolasi mandiri di rumah juga bisa saja tiba-tiba terserang sesak napas.

Sesak napas yang tidak ditangani dengan baik bisa menjadi gagal napas hingga berakibat kematian. Sejatinya, pasien Covid-19 yang sesak napas harus mendapat pertolongan petugas medis dan segera mendapatkan terapi oksigen.

Sambil menunggu datangnya petugas medis, beberapa hal bisa dilakukan pasien Covid-19 serta keluarganya sebagai bentuk pertolongan pertama.

“Pasien sesak napas harus mendapat oksigen segera, sambil menunggu petugas medis beberapa hal bisa dilakukan,” kata Dokter Emergensi Tri Maharani belum lama ini.

Hal yang bisa dilakukan kata dia:

1. Tidak berpindah-pindah

Tri menjelaskan, pertama, pasien Covid-19 yang sesak napas tidak boleh melakukan mobilisasi. Pasien tidak boleh pindah-pindah tempat dan harus diam di kamar.

“Pertolongan pertama sesak napas adalah dia tidak mobilisasi, dia diam di kamar dan tidak melakukan apa-apa yang bikin dia tambah sesak,” kata Tri.

Sementara itu, pihak keluarga atau wali menghubungi pusat medis untuk meminta pertolongan pertama pasien Covid-19 sesak napas. Petugas kesehatan biasanya akan datang dengan ambulans dan oksigen.

“Mereka [keluarga] harus menghubungi puskesmas atau pusat pelayanan kesehatan lainnya agar pasien segera tertolong,” ucap Tri.

Pasien Covid-19 yang membutuhkan oksigen adalah mereka yang saturasi oksigennya di bawah 95 persen. Sementara jika saturasi oksigen di bawah 90, maka harus mendapat bantuan ventilator.

2. Tidak menggunakan oksigen kaleng

Tri menekankan bahwa oksigen kaleng (oxycan) tidak bisa menangani gejala sesak napas pada pasien Covid-19.

Pasien Covid-19 yang sesak napas dengan saturasi di bawah 95 persen perlu mendapatkan terapi oksigen standar yang biasa digunakan di rumah sakit. Sementara pasien sesak napas dengan saturasi oksigen di bawah 90 persen harus diberikan oksigen maksimal melalui high flow nasal cannula (HFNC) yang berisi oksigen 30-50 liter.

“Sementara oxycan hanya berisi 1-2 liter. Jadi dia tidak menolong apa pun,” ucap Tri.

3. Posisi pasien Covid-19 saat menunggu petugas medis

Beberapa posisi pada pasien Covid-19 bisa membantu melancarkan aliran napas. Jika pasien Covid-19 yang sesak napas masih memiliki kesadaran, maka ia disarankan duduk di kursi dengan kedua kaki menyentuh lantai.

“Duduk bisa mengurangi sesak napas pada pasien Covid-19 sambil menunggu [ambulans datang],” kata dokter spesialis paru, Erlang Samoedro.

Sementara jika pasien tak bisa duduk, maka disarankan berbaring telentang untuk memudahkan jalan napas. Posisikan kepala sedikit lebih tinggi dari badan untuk memudahkan jalan napas.

“Kalau enggak kuat duduk, bisa telentang dengan posisi kepala lebih tinggi dari badan,” tutur Tri.

4. Jika pasien tak sadarkan diri

Jika pasien dalam kondisi tidak sadarkan diri sementara petugas belum kunjung datang, pihak keluarga atau wali bisa membantu membuat jalan napas dengan membuat pasien dalam posisi head thin chin lift.

Caranya, letakkan satu telapak tangan di dahi pasien dan tekan ke bawah, sehingga kepala menjadi tengadah dan penyangga lidah terangkat ke depan.

Lalu pegang dagu pasien kemudian angkat dan dorong tulangnya ke depan. Mulut pasien dibiarkan terbuka sehingga membuka jalan napas pada pasien yang tak sadarkan diri.

“Head thin chin lift bisa membantu membuka jalan napas pada pasien sesak napas yang tidak sadarkan diri, segera minta pertolongan medis sesegera mungkin jika pasien hilang kesadaran,” kata Tri.

Jika mendapati pasien Covid-19 bergejala sesak napas, sebaiknya Anda segera menghubungi Public Safety Center (PSC) di nomor darurat 119. (Albar)

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here