Tashkent, Muslim Obsession – Uzbekistan berencana untuk memperkenalkan peraturan keuangan Islam dan mendirikan lembaga keuangan Islam untuk memperluas sektor perbankan dan memanfaatkan pasar luar negeri.
Rencana ini sesuai dengan apa yang sedang diupayakan Presiden Shavkat Mirziyoyev untuk mengubah ekonomi di negaranya. Pasalnya, selama setahun terakhir, pemerintah Tashkent telah meliberalisasi peraturan valuta asing dan melonggarkan persyaratan peraturan bagi bank Kazakhstan yang ingin mendirikan anak perusahaan di negara tersebut.
Penasihat Kementerian Investasi dan Pembangunan Kazakhstan, Yerlan Baidaulet, mengatakan dengan mendirikan lembaga keuangan Islam, memungkinkan untuk memperkenalkan berbagai macam produk yang sesuai syariah, mulai dari obligasi syariah hingga asuransi syariah.
“Diharapkan untuk mendorong peluncuran sistemik industri keuangan Islam di negara ini,” katanya seperti dilansir salaamgateway, Selasa (24/7/2018).
Peraturan tersebut juga, kata dia, dapat berimplikasi pada kawasan yang lebih luas dengan memulai pendanaan Islami dan mendapat hasil beragam, meski Kazakhstan telah menghadapi rintangan regulasi, tapi pihaknya yakin akan berhasil.
“Pendekatan Uzbekistan mungkin lebih berhasil karena menciptakan kelompok kerja untuk mengkoordinasikan upaya di semua instansi pemerintah, termasuk kementerian keuangan dan otoritas pajak,” ungkapnya.
Selain itu Undang-undang yang diusulkan akan disusun dengan bantuan hibah dari Islamic Development Bank yang berbasis di Saudi. Memfasilitasi keuangan Islam, dengan mengikuti prinsip-prinsip agama seperti larangan bunga dan spekulasi moneter, dipandang sebagai cara untuk membantu menarik investasi dari Timur Tengah dan Asia Tenggara.
“Itu juga dapat mendorong inklusi keuangan di negara dengan pasar konsumen yang belum berkembang dan sektor perbankan yang didominasi oleh pemberi pinjaman negara,” pungkasnya. (Bal)
