Perayaan Maulid Nabi dalam Timbangan Syariah

2286

Di awal Hadits Rasulullah sudah menjelaskan:

إِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ

“Sebenar-benarnya ucapan adalah Kitab Allah Swt, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad Saw … “

Maksudnya adalah, “Sebenar-benarnya ucapan adalah Kitab Allah Swt maka ikutilah tanpa keraguan karena sudah pasti benar dan baik, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi Muhammad Saw maka ikutilah tanpa keraguan karena sudah pasti benar dan baik.”

Dengan kata lain, Nabi Muhammad sebelum memperingatkan kita tentang bid’ah dhalalah ini, Rasul Saw sudah menjelaskan terlebih dahulu kriterianya dan standarnya di permulaan Hadits tersebut. Yaitu, standarnya adalah a-Qur’an dan as-sunnah. Jika ada amalan baru dan itu tidak sejalan dengan tuntunan al-Qur’an dan as-Sunnah maka itulah yang disebut bid’ah dhalalah yang akan menyeret pelakunya ke neraka.

Janganlah kita berfikir bahwa antara redakasi awal hadits dan redaksi akhir dari Hadits ini tidak ada hubungannya. Karena itu Mustahil bagi seorang Rasulullah Saw. Seorang manusia tercerdas, paling bijak, paling fasih, yang tidak bericara apapun kecuali dari wahyu, mengatakan hal-hal yang tidak nyambung. Logika semacam ini adalah penghinaan terhadap kemuliaan Nabi saw.

Contoh Hadits lain yang semisal dengan hadits di atas adalah,

«أُوصِيكُمْ بِتَقْوَى اللَّهِ وَالسَّمْعِ وَالطَّاعَةِ وَإِنْ كَانَ عَبْدًا حَبَشِيًّا، فَإِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي، فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا، فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسَنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْمَهْدِيِّينَ، عَضُّوا عَلَيْهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَالْمُحْدَثَاتِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ»

Rasulullah Saw bersabda, “Aku mewasiatkan pada kalian untuk takwa pada Allah dan taat (pada Khalifah), meski ia adalah seorang Hamba dari Habasya. Sesunguhnya siapa saja di antara kalian yang hidup setelah kepergianku, ia akan melihat banyak perselisihan. Maka kalian harus berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para khulafa ar-rasyidin al-mahdiyyin, genggamlah era-erat sunnah-sunnah itu. Hindarilah perkara-perkara baru! Sesungguhnya setiap perkara baru itu bid’ah” (Riwayat Imam Abu Daud dan Ahmad).

Dalam Hadits ini pun, Rasulullah tidak (ujuk-ujuk) langsung membicarakan bid’ah, akan tetapi ada mukaddimahnya yang menerangkan kriteria bid’ah yang akan disampaikannya itu.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here