Perang Sudan: Lebih Dari 300 Anak Telah Dibebaskan

973
PBB menyebut, setidaknya sebanyak 400 anak lainnya menunggu dibebaskan. (Photo: Associated Press)

Sudan, Muslim Obsession – PBB mengumumkan, lebih dari 300 anak telah dibebaskan dari kelompok bersenjata di Sudan Selatan. Tepatnya, sebanyak 311 anak-anak, termasuk 87 anak perempuan, sekarang akan mulai bergabung dengan anak-anak lainnya.

Demikian disampaikan misi PBB atau United Nation Mission (UNMISS) di Sudan, seperti dilansir Al Jazeera Kamis (8/2/2018).

“Anak-anak tidak boleh membawa senjata dan membunuh satu sama lain,” kata David Shearer, kepala UNMISS.

“Mereka harus bermain, belajar, bersenang-senang dengan temannya, dilindungi dan dihargai oleh orang dewasa di sekitar mereka,” tambahnya.

Shearer mengatakan, ini adalah pertama kalinya begitu banyak wanita yang dibebaskan di negara yang dilanda perang tersebut.

Aksi kekerasan di negara termuda di dunia itu, telah memasuki tahun kelima dan menewaskan puluhan ribu orang. Seperempat dari 12 juta penduduk negara tersebut dipaksa meninggalkan rumah mereka.

PBB menyebut, hampir 90 persen di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Enam juta orang atau setengah dari populasi negara tersebut, sangat membutuhkan bantuan kemanusiaan. Sementara lebih dari 1,2 juta beresiko kelaparan.

“Mereka mengalami penderitaan, termasuk pelecehan seksual. Sangat penting bagi mereka mendapat dukungan yang mereka butuhkan. Mereka disambut baik oleh keluarga dan teman-temannya,” papar Shearer.

Menurut penelitian UNMISS, Gerakan Pembebasan Sudan Selatan telah merekrut setidaknya 563 anak. Sementara ada 137 anak terkait dengan Pasukan Pembebasan Rakyat Sudan.

Sudan Selatan masuk ke dalam perang sipil pada Desember 2013. Terjadi setelah bentrokan antara tentara yang setia kepada mantan wakil presiden Riek Machar dengan Presiden Salva Kiir.

Upaya untuk menemukan kedamaian di antara faksi-faksi yang bertikai telah gagal. Gencatan senjata yang dinegosiasikan, telah dilanggar dalam beberapa jam.

PBB mengatakan, jumlah pengungsi Sudan Selatan bisa melebihi 3 juta pada akhir tahun. Hal ini menjadikan Sudan dilanda krisis pengungsi terbesar di Afrika. Terhitung sejak genosida Rwanda pada tahun 1994.

Hampir 2,5 juta orang terpaksa mencari perlindungan di Uganda, Kenya, Sudan, Ethiopia, Republik Demokratik Kongo dan Republik Afrika Tengah. PBB juga menyebut, dua juta lainnya mengungsi di dalam negeri.

Anak-anak beresiko kekurangan gizi. Banyak yang tidak bisa bersekolah dan telah direkrut oleh faksi-faksi bersenjata. Wanita dilaporkan telah diperkosa setelah suami mereka terbunuh. Meski demikian, bantuan dana untuk mereka masih rendah. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here