Cianjur, Muslim Obsession – Perjalanan peserta Daurah Desa Madani Parmusi makin menyenangkan. Banyak ilmu yang bermanfaat didapat dai-dai Parmusi perwakilan provinsi-provinsi se-Tanah Air tersebut.
Jumat (13/9/2019) kemarin, misalnya. Pengalaman tak bernilai diraih beberapa Dai Parmusi saat berkunjung ke Kampung Palalangon, Ciranjang, Cianjur.
Kepada Muslim Obsession, para Dai Parmusi itu menuturkan secuil kisah di tengah masyarakat Gunung Halu, Cianjur.
Di kampung mayoritas umat kristiani itu, para dai menemukan pemandangan yang tak biasa. Umat Islam yang menjadi minoritas berdampingan erat dengan umat kristiani yang saling mengasihi. Konon, harmoni telah tercipta sejak abad ke-18 silam.
“Termasuk juga kepada kami, para Dai Parmusi. Meski pendatang dengan pakaian yang mencolok, berbeda dengan mereka, kami disambut sangat baik,” tutur M. Afdhal Zainal, Dai Parmusi asal Sulawesi Tengah yang turut dalam rombongan.
Bahkan di Masjid Nurul Hidayah, masjid sederhana di kampung itu, Afdhal sempat menjadi khatib Jumat. Di hadapan puluhan jamaah Shalat Jumat, Afdhal menekankan pentingnya memperkuat iman dan takwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pengalaman hebat dialami juga para Dai Parmusi lainnya, Khairul Amri Manurung, Riyadh, Andrian, dan Rustam. Mereka menjadi saksi betapa toleransi antarumat begitu terawat di wilayah tepian Sungai Citarum itu.
Dari Geri Salsatu, misalnya. Mahasiswa Teologi Kristen itu menceritakan bagaimana kehidupan yang harmoni tercipta di pedalaman Cianjur itu. Pun dari Pak Idi. Lelaki usia 56 tahun berjanggut lebat itu menampakkan raut senang saat bertemu sapa dengan dai-dai Parmusi.
“Kami juga mendengarkan kisah ringan Bu Artinah. Ia mualaf yang hidup bersama anak-anaknya yang nonmuslim. Kompak dan nyaris tanpa konflik,” tutur Amri.
Cerita lebih lengkap diutarakan Pak Obi. Utamanya soal perkembangan Islam yang cukup signifikan di kampung yang notabene didominasi umat kristiani tersebut.
Pak Obi antara lain mengabarkan bahwa sejak 2012 hingga saat ini jumlah mualaf sebanyak 199 orang. Sebuah kabar menggembirakan, mengingat perpindahan keyakinan itu didasari kesadaran dari lubuk hati yang paling dalam.
Hanya saja, Amri menegaskan, kehidupan warga di Kampung Palalangon ini cenderung tertinggal dan tak banyak tersentuh cahaya Islam. Ini dikeluhkan langsung Pak Kiki, seorang nelayan yang bertahan hidup di tengah sulitnya mencari uang.
“Pak Kiki dan warga muslim lainnya berharap Parmusi kembali datang untuk memberikan perhatian. Ini menjadi pelajaran bagi saya dan teman-teman dai lainnya. Semoga Parmusi diberikan kekuatan oleh Allah untuk tetap tegar berbenteng di hati umat,” tandasnya. (Fath)
Masya Allah ….Amazing… PARMUSI menyapa, menata dan membela, berbenteng dihati umat,membentengi akidah umat. InsyaAllah
Masya Allah, Dai Desa Madani PARMUSI menunjukan karakternya sbg org beriman yg berwatak, berdakwah dg cinta dan harmonis, menumbuhkan kesadaran berbangsa pada semua umat dan terciptanya Kamtibmas dimana para da’i tsb berada. Baarakallaahu fiikum.
Masyaallah… Semoga parmusi semakin kuat dan banyak berkiprah di dunia dakwah. Semangat para Da’i Parmusi. Semoga Allah melimpahkan kekuatan lahir bathin dalam menjalankan dakwah ini
Alhamdulillah semangat Terus para DA’I terkhusus Khoirul Amri Manurung Dari desa Air Joman kab.Asahan provinsi sumatera utara. Ummat disini menunggu karyamu Lainnya. Bravo.
Maa Syaa Allah..
Semoga Para Dai Tetap Istiqomah Menjadi Teladan Ummat Dan Menyeru Kpd Amar Ma’ruf Nahi Mungkar, Sampai Jantung Takkan Lagi Berdetak, Nadi Takkan Lagi Berdenyut, Darah Takkan Lagi Mengalir Dan Nafas Takkan Lagi Berhembus..
Aamiin Yaa Robbal ‘Aalamiin..
Massaallah luar biasa semoga bermanfaat buat umat sedunia yang membaca