Penelitian Ungkap Vitamin D Bantu dalam Pengobatan Covid-19

616

Muslim Obsession – Penelitian oleh Fakultas Kedokteran Universitas Cerrahpaşa Istanbul membuktikan bahwa suplemen vitamin D efisien dalam mengurangi kematian akibat virus corona dan rawat inap.

Penelitian yang hasilnya dipublikasikan di jurnal Nutrients, dilakukan pada 210 kasus virus corona yang dirawat di rumah sakit Cerrahpaşa.

Ditemukan bahwa kematian COVID-19 di antara pasien yang diberi suplemen Vitamin D turun lebih dari dua kali dan durasi rawat inap juga berkurang 1,9 kali.

Sebagai bagian dari penelitian, 163 dari 210 pasien diberikan vitamin D sementara sisanya tidak diberi suplemen. Suplemen meningkatkan tingkat vitamin menjadi lebih dari 30 nanogram/desiliter (ng-dl) pada mereka yang merupakan bagian dari kelompok eksperimen.

BACA JUGA: Yuk Berjemur! Kurang Vitamin D Rentan Terkena Diabetes, Lho!

Penulis penelitian mengatakan bahwa Vitamin D sudah digunakan dalam pengobatan tuberkulosis dan menunjukkan studi cross-sectional sebelumnya yang menghubungkan kadar Vitamin D yang rendah dengan peningkatan tingkat atau keparahan berbagai infeksi dari influenza hingga vaginosis bakteri dan human immunodeficiency virus (HIV).

Mereka mengatakan vitamin memiliki kemampuan untuk mengatur respon imun dan mengurangi perjalanan infeksi akut.

Profesor Mustafa Sait Gönen, koordinator studi dan dekan fakultas, mengatakan mereka mengukur kadar vitamin D di antara pasien dan memberikan suplemen selama 14 hari kepada pasien dengan kadar vitamin rendah.

“Kami juga memeriksa data 867 pasien COVID-19. Pada akhirnya, kami menyimpulkan bahwa suplementasi mengurangi angka kematian dan rawat inap di rumah sakit,” katanya kepada Anadolu Agency (AA) pada hari Jumat (26/11/2021).

Sebuah penelitian sebelumnya di luar negeri tidak menemukan risiko yang lebih rendah untuk infeksi virus corona, rawat inap, atau tingkat keparahan penyakit di antara orang-orang dengan tingkat vitamin D yang lebih tinggi.

BACA JUGA: Kadar Vitamin D Anda Bisa Prediksi Risiko Kesehatan di Masa Depan

Gönen mengatakan penelitian mereka menyoroti bahwa vitamin harus dimasukkan dalam program pengobatan untuk virus corona.

“Vitamin sangat penting untuk organisme tetapi sebagian besar dipasok melalui asupan makanan. Vitamin D adalah pengecualian dan kadarnya rendah dalam makanan. Sebagian besar Vitamin D dapat diperoleh melalui sinar matahari dan dengan demikian, penting untuk terkena sinar matahari, setidaknya antara jam 11 pagi dan 3 sore. di musim panas, hingga tiga kali seminggu dan untuk periode hingga 20 menit,” tegasnya.

Gönen mengatakan kadar vitamin rendah terutama di kota-kota besar dan di antara orang-orang yang bekerja di gedung-gedung dengan tingkat paparan sinar matahari yang rendah.

Namun, ia mengingatkan bahwa suplementasi vitamin D yang berlebihan juga memiliki efek samping, seperti menyebabkan batu ginjal dan penuaan dini.

 

BAGIKAN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here