Penelitian: Pembohong dan Pelaku Bullying Punya Otak yang Lebih Kecil

805

Muslim Obsession – Sebuah penelitian telah mengungkapkan bahwa orang yang mencuri, membully dan berbohong memiliki otak yang lebih kecil dibandingkan dengan orang biasa karena perilaku antisosial yang persisten menyebabkan perubahan abnormal pada struktur otak.

Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Psychiatry pada bulan Februari, temuan memberikan bukti yang menunjukkan bahwa orang yang menunjukkan perilaku antisosial seumur hidup, seperti berbohong, mencuri, impulsif, agresi dan kurang perhatian terhadap orang lain (dengan kata lain, terlibat dalam perilaku sosiopat) memiliki perbedaan neuropsikologis yang mendasarinya.

Sebagai bagian dari penelitian, dikutip dari Daily Sabah (12/5/2020) para ilmuwan memindai dan menganalisis hasil MRI dari 700 orang, membagi para sukarelawan menjadi tiga kelompok, dikategorikan berdasarkan perilaku mereka.

Kelompok pertama adalah orang-orang yang tidak memiliki riwayat perilaku antisosial persisten, yang kedua dengan gangguan perilaku antisosial hanya pada masa remaja, dan yang ketiga menunjukkan perilaku antisosial sepanjang hidup mereka.

Perbedaan karakteristik yang ditemukan dalam struktur otak pada 80 orang yang telah terlibat dalam perilaku antisosial yang persisten.

Subjek berusia 45 tahun yang telah menunjukkan perilaku antisosial sejak kecil ditemukan memiliki luas permukaan yang berkurang dan korteks yang lebih tipis di bagian otak yang sebelumnya terkait dengan perilaku tersebut.

Hasil MRI konsisten di seluruh perbatasan; individu dengan perilaku antisosial persisten memiliki luas permukaan rata-rata lebih kecil dan ketebalan kortikal rata-rata lebih rendah daripada orang yang tidak menunjukkan perilaku serupa.

“Mungkin ada perbedaan struktural dalam otak mereka yang membuatnya sulit untuk mengembangkan keterampilan sosial,” kata Dr Christina Carlisi dari University College of London, penulis utama penelitian ini.

Carlisi menambahkan bahwa orang-orang seperti itu membutuhkan lebih banyak empati dan dapat memperoleh manfaat dari lebih banyak dukungan sepanjang hidup mereka.

Meskipun penelitian ini membuka banyak pintu untuk penelitian di masa depan, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan hubungan sebab akibat yang lebih kuat antara perilaku antisosial dan struktur otak yang abnormal, dengan mempertimbangkan apakah perbedaan struktural tersebut adalah hasil dari genetika atau lingkungan, yaitu gaya hidup.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here