Pendidikan Anak dalam Islam

1181

Ketiga, MENDIRIKAN SHALAT. Nasihat Luqman al-Hakim berikutnya adalah ajakan untuk mendirikan shalat. “Hai anakku, dirikanlah shalat,” (QS. Luqman [31]: 17).

Anak yang bertauhid kepada Allah akan menjaga shalat fardhu 5 waktu sebagai tiang agama. Sungguh luar biasa anak-anak kita, ketika mereka pergi ke suatu tempat tanpa kita, namun shalat tidak ditinggalkan.

Bahkan ketika adzan berkumandang, mereka segera mengingatkan kita untuk shalat. Subhânallâh, sungguh tak ternilai harga seorang anak seperti ini. Dimensi ini menggambarkan kesalehan spiritual yang merasakan kebutuhan untuk senantiasa dekat dengan Tuhan.

Keempat, MENJALANKAN AMAR MA’RUF DAN NAHI MUNKAR. Firman Allah Swt, “…Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar.” (QS. Luqman [31]: 17).

Bukan hanya ia dirikan shalat sebagai media komunikasi dengan Tuhannya, tapi juga munculnya keberanian dalam diri untuk menjalankan misi kenabian, risalah dakwah, yakni amar ma’ruf dan nahi munkar (menyuruh berbuat baik dan mencegah yang munkar).

Kelima, BERSABAR. Firman Allah Swt, “…Bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman [31]: 17).

Refleksi pendidikan tauhid adalah terbentuknya pribadi yang tegar, kuat, dan optimis serta berpikiran positif ketika menghadapi kegagalan dan kesulitan hidup. Ia tidak mudah menyerah tatkala menghadapi masalah dan selalu berusaha mencari jalan keluarnya.

Inilah makna kesabaran. Sabar dalam menjalankan perintah Allah, meninggalkan larangan Allah dan menghadapi musibah nestapa.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here