Peduli Wamena, Parmusi Kirim Bantuan Bahan Pokok untuk Para Pengungsi

1171

Wamena, Muslim Obsession – Pengurus Pusat (PP) Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) menugaskan Dai Parmusi asli Papua, bernama Ustaz Hamka Yeli Pali untuk ikut terlibat dalam aksi kemanusian para korban kerusuhan di Wamena. Parmusi terlibat dalam misi kemanusian ini dengan memberikan bantuan bahan makanan pokok.

Ustaz Hamka mengatakan, bahwa pihaknya bersama empat dai Parmusi yang lain sudah terjun melakukan aksi kemanusian dengan turut mengevakuasi para korban kerusuhan ke tempat-tempat yang lebih aman sejak kerusuhan itu terjadi. Termasuk membersihkan sampah atau meterial yang berserakam di tempat umum.

Kini melalui gerakan aksi #ParmusiSaveHelpWamena, Parmusi terus bergerak menggalang dana kemanusian untuk para korban. Beberapa uang yang dihimpun sudah dibelanjakan oleh Ustaz Hamka guna membeli bahan-bahan pokok di Jayapura. Bahan pokok sengaja dibeli di Jayapura karena toko-toko dan pasar di Wamena masih banyak yang tutup.

“Bantuan yang kami terima sudah dibelanjakan untuk membeli makanan bahan pokok. Kita beli di Jayapura karena toko-toko masih banyak tutup. Selain itu, harga di Jayapura juga lebih murah, jadi bahan yang kita beli bisa lebih banyak,” ujar Hamka saat dihubungi, Rabu (2/10/2019).

Uztaz Hamka selalu berkoordinasi dan bekerja sama dengan aparat TNI dalam menjalankan misi kemanusian ini. Terutama dalam membawa bahan makanan menggunakan pesawat hercules milik TNI secara gratis dari Jayapura ke Wamena. Bahkan Ustaz Hamka turut mendapatkan pengawalan yang ketat dari aparat.

Adapun bahan makanan yang dibeli berupa beras, mie instan, roti biskuit, sayuran, minyak, susu, gula, kopi, teh, air mineral, terigu, sabun mandi, sabun cuci, pasta gigi dan lain-lain. Bahan makanan pokok itu akan dikirim ketiga tempat pengungsian, yakni Kantor Kodam, Kantor Polres Wamena, dan Asrama Polisi di Wamena.

“Di tiga tempat itu masih banyak ribuan warga mengungsi. Mereka masih sangat trauma dan belum berani pulang,” jelasnya.

Selain karena trauma, para pengungsi tidak pulang karena memang mereka tidak lagi punya rumah karena dibakar massa. Ribuan masyarakat lain memilih melakuka gerakan eksodus dengan kembali pulang ke kampung halaman. Mereka adalah masyarakat pendatang dari Jawa, Sunda, Madura, Padang Sumatera Barat, dan juga Sulawesi.

“Yang bertahan ini karena mereka trauma takut pulang. Ada juga yang tidak pulang karena rumah mereka pada dibakar. Tidak punya rumah lagi. Sebagian lagi memilih pulang ke daerah asalnya,” jelas ustaz Hamka.

Sebelumnya, Ketua Umum PP Parmusi H. Usamah Hisyam menyerukan kepada kader Parmusi untuk bahu membahu mengulurkan tangan guna membantu para korban kerusuhuan di Wamena. Ia menyatakan, persoalan ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tapi menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia.

“Karena kita dengan masyarakat Papua itu satu. Satu saudara sebangsa dan setanah air. Jadi kesulitan itu menjadi kesulitan bersama untuk saling membantu,” ujar Usamah sekaligus menyerukan gerakan
#ParmusiSaveHelpWamena di acara Muswil Parmusi Jateng, Minggu (29/9).

Usamah kembali menegaskan, bahwa kader-kader Parmusi harus menjadi seorang muzakki, yakni orang mau berkorban mengeluarkan hartanya untuk kebaikan, berapapun nilai uangnya tidak ditentukan oleh besar kecilnya, tapi keikhlasannya. Alhamdulillah, dari penggalanan dana itu terkumpul Rp 50 juta untuk dikirim ke Wamena.

“Prinsip lebih baik tangan di atas dari pada di bawah itu harus diterapkan oleh kader Parmusi, menjadi seorang muzakki, bukan menjadi seorang yang meminta-minta. Kerja mengurus Parmusi memang tidak ada yang bayar, tapi kalau ikhlas, Insya Allah Rahmat Allah turun dari langit dan bumi untuk kalian,” tegas Usamah.

 

Terakhir Usamah berpesan, kerusuhan di Wamena ini terjadi karena dibarengi dengan isu rasis yang bisa saja berpotensi untuk memecah belah keutuhan negara. Karena itu, ia meminta kepada kader Parmusi agar tidak memperkeruh suasana dengan menebar kebencian, mencacimaki, atau menyebar kabar bohong di media sosial.

“Tugas Parmusi adalah mempererat persaudaraan dan persatuan, jadi tinggalkan fitnah dan cacian karena itu bisa memecah persatuan. Kader Parmusi harus bisa melahirkan solusi bukan melahirkan masalah,” jelasnya.
(Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here