Peduli Rohingya, Umat Islam Purwokerto Galang Dana dan Shalat Ghaib

1195
Masjid Agung Baitussalam Purwokerto
Sekitar seribu jamaah Masjid Agung Baitussalam Purwokerto menggelar doa bersama dan penggalangan dana untuk Muslim Rohingya, Jumat (8/9/2017). (istimewa)

Purwokerto, MuslimObsession.com – Nasib etnis Muslim Rohingya yang terlunta-lunta akibat aksi genosida yang dilancarkan pemerintah dan junta militer Myanmar sangat dirasakan umat Islam di Indonesia.

Tak hanya di ibu kota Jakarta, aksi kepedulian terhadap nasib Muslim Rohingya juga menjamur di banyak daerah. Salah satunya adalah aksi penggalangan dana yang digelar di Masjid Agung Baitussalam, Purwokerto, Jawa Tengah, pada Jumat (8/9/2017).

Diinisiasi pengurus atau takmir Masjid Agung Baitussalam, sekitar seribu jamaah shalat Jumat menggelar doa bersama sekaligus mengumpulkan donasi untuk membantu meringankan penderitaan masyarakat Muslim etnis Rohingya. Aksi penggalangan dana kemanusiaan Rohingya dilakukan dengan cara membentangkan spanduk di pagar masjid dan menyediakan kotak-kotak besar.

Masjid Agung Baitussalam Purwokerto 2.

Usai pelaksanaan shalat Jumat, Imam masjid Ustadz Nur Sehah Al-Hafidz langsung mengajak jamaah untuk melaksanakan shalat ghaib. Setelah itu mereka bersama-sama menggelar doa bersama untuk keselamatan muslim Rohingya di Myanmar. Doa bersama yang dipimpin oleh dosen IAIN Purwokerto, Abdul Basith, ini sebagai wujud rasa prihatin terhadap musibah kemanusiaan yang terjadi di Rohingya.

Ketua Takmir Masjid Agung Baitussalam Purwokerto, Hizbul Muflihin, menyampaikan terima kasih kepada upaya diplomasi pemerintah Indonesia yang diwakili Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam meredam krisis Rohingya di Rakhine State. Hal ini karena sampai sekarang hanya Indonesia yang bisa membuka akses komunikasi terhadap otoritas Myanmar.

“Pemerintah Indonesia telah juga menjalin komunikasi dengan pemerintah Bangladesh. Melalui komunikasi ini, Indonesia berencana mengirimkan bantuan kepada para pengungsi dari Rakhine yang lari ke perbatasan Bangladesh,” tutur Hizbul.

“Prinsipnya kita bersepakat agar peristiwa-peristiwa yang merupakan tragedi perikemanusiaan ini segera dihentikan oleh seluruh pihak yang berkonflik di Myanmar. Kecaman kita tentunya tak hanya kepada pemerintah Myanmar saja, namun juga kepada kelompok Rohingya supaya tidak melakukan tindakan yang anarkis juga,” tambahnya.

Ia menegaskan, masalah etnis Rohingya bukan semata masalah antara Indonesia dan Myanmar. “Untuk itu menyerukan kepada masyarakat internasional, termasuk negara-negara adidaya dan mendesak PBB agar terusmenjalin diplomasi dan segera menyudahi krisis kemanusiaan di Rakhine,” tandasnya.

Sejak 2012 silam konflik Rohingya di Rakhine State sudah mengemuka dan menjadi perhatian dunia internasional, baik negara-negara yang tergabung dalam ASEAN maupun OKI.

Beberapa hari ini berita soal Rohingya sangat mengemuka di berita Regional dan Internasional, tapi lebih ramai lagi di berita nasional dan telah berdampak krisis Rohingya, Myanmar menuai kemarahan masyarakat dunia, khususnya umat Islam.

Isu Rohingya menjadi persoalan akut yang belum terselesaikan hingga saat ini. Rohingya, dan bagaimana mereka muncul di Myanmar, menjadi isu kontroversial. Sebagian sejarawan mengatakan kelompok ini sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

Meski penduduk Rohingya merasa bahwa mereka adalah bagian dari Myanmar, namun pemerintah Myanmar berkeras bahwa mereka adalah pendatang baru dari subkontinen India, sehingga konstitusi negara itu tidak memasukkan mereka dalam kelompok masyarakat adat yang berhak mendapat kewarganegaraan.

Etnis Muslim Rohingya menempati salah satu negara bagian termiskin di Myanmar. Keberadaannya dikucilkan pemerintah Myanmar, dimana gerakan serta akses mereka untuk memperoleh pekerjaan sangat dibatasi. (Red)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here