Patung Firaun Tutankhamun Laku Terjual Rp83 Miliar, Apa Istimewanya?

1044
Patung Tutankhamun

London, Muslim Obsession – Patung berusia 3.000 tahun asal Mesir “Boy King” Tutankhamun dilelang pada Kamis (6/5/2019) di London meskipun muncul protes dari Kairo.

Balai lelang Christie mengatakan peninggalan berbentuk kuarsa 28,5 centimeter laku terjual 4,7 juta poundsterling atau setara Rp83,3 miliar dalam salah satu lelang paling kontroversial beberapa tahun terakhir.

Rupa pahat Firaun yang terkenal itu – matanya yang tenang dan bibirnya yang mencebik menandakan perasaan damai abadi – berasal dari koleksi pribadi seni kuno Resandro Collection yang terakhir kali dijual Christie’s pada 2016 seharga 3 juta poundsterling.

Namun pejabat Mesir yang marah ingin penjualan dihentikan dan harta itu dikembalikan. “Keputusan Christie’s bertentangan dengan perjanjian dan konvensi internasional,” kata Kementerian Luar Negeri Mesir pada Rabu.

Mantan Menteri Purbalaka Zahi Hawass berkata kepada AFP bahwa benda itu tampaknya telah “dicuri” pada tahun 1970-an dari kompleks Kuil Karnak.

“Kami pikir itu meninggalkan Mesir setelah tahun 1970 karena pada waktu itu artefak lain dicuri dari Kuil Karnak,” kata Hawass, dikutip dari AFP, Jumat, (5/7/2019).

Christie mengatakan bahwa Mesir belum pernah menyatakan tingkat kepedulian yang sama tentang patung yang keberadaannya telah dikenal dan dipamerkan di depan umum selama bertahun-tahun.

“Objeknya bukan, dan belum, menjadi subjek investigasi,” katanya dalam sebuah pernyataan kepada AFP, Rabu.

Balai lelang itu sudah menerbitkan kronologi tentang bagaimana peninggalan tersebut berpindah tangan di antara pedagang seni Eropa selama 50 tahun terakhir. Atribusi tertua dari 1973-74 menempatkannya dalam koleksi Pangeran Wilhelm dari Thurn dan Taxi di Jerman modern.

Namun pengakuan itu dipertanyakan lewat laporan dari situs berita Live Science bulan lalu yang menyatakan bahwa Wilhelm tidak pernah memiliki karya tersebut.

“Wilhelm bukan orang yang sangat tertarik pada seni,” keponakannya Daria mengaku kepada situs berita.

Seorang jurnalis dan sejarawan seni yang mengenal Wilhelm mengatakan kepada Science, bahwa sang pangeran tidak memiliki koleksi seni sama sekali.

Untuk diketahui, Tutankhamun diperkirakan menjadi firaun pada usia sembilan tahun dan meninggal sekitar 10 tahun kemudian. Kekuasaannya mungkin akan berlalu tanpa publikasi jika bukan karena penemuan 1922 oleh Howard Carter dari Inggris mengenai makamnya yang masih utuh. Tutankhamun dikenal sebagai King Tut dan dijadikan subjek lagu dan film.

Konvensi internasional dan panduan pemerintah Inggris sendiri membatasi penjualan karya yang diketahui telah dicuri atau digali secara ilegal.

British Museum berselisih selama beberapa dekade dengan Yunani soal koleksinya yang luar biasa penuh dengan marmer dan patung Parthenon.

Kampanye Mesir sendiri untuk memulihkan seni yang hilang mendapatkan momentum setelah sejumlah karya hilang selama penjarahan yang menyertai kejatuhan mantan presiden Hosni Mubarak dari kekuasaan pada 2011.

Kairo berhasil mendapatkan kembali ratusan artefak yang dijarah dan dicuri dengan bekerja sama dengan balai lelang dan kelompok budaya internasional. Tetapi Mesir tidak dapat membuktikan kasusnya dengan bukti kuat bahwa patung Tutankhamun diperoleh secara ilegal.

Christie’s mengatakan kepada AFP bahwa pihaknya “tidak akan menjual karya di mana tidak ada hak kepemilikan yang jelas”.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here