Panjat Pinang, Antara Peringatan Kemerdekaan, dan Peringatan Queen’s Day

1055
Panjat Pinang tahun 1890 (Foto: style.tribunnews.com)

Koekhappen berasal dari kata koek berarti ‘kue’ dan happen berarti ‘menggigit’(take a bite) jadi Koekhappen adalah lomba anak-anak menggigit kue yang digantungkan pada seutas tali, siapa yang pertama berhasil menggigit dan menghabiskan kue ini akan menjadi pemenangnya.

Setelah Indonesia merdeka, lomba ini tidak lagi menggunakan kue tetapi diganti dengan kerupuk, namanya pun ikut berganti menjadi ‘lomba makan kerupuk’, Koekhappen ini termasuk kinderfeest (lomba anak) yang sangat khas Belanda. Sampai sekarang pun, Koekhappen tak pernah ketinggalan diselenggarakan pada peringatan Koninginnedag. Namun tanggal perayaannya kini sudah menjadi 30 April, yaitu hari ulang tahun Ratu Juliana.

Meskipun Ratu Juliana sudah diganti oleh anaknya, Ratu Beatrix (terlahir 31 Januari), Koninginnedag tetap diperingati pada tanggal 30 April. Kalau lomba koekhappen biasanya diikuti oleh anak perempuan, maka ada satu lomba yang diperuntukkan bagi anak laki-laki yaitu klimmast.

Klim bermakna ‘panjat’ (bahasa Inggris: climb) dan mast bermakna ‘tiang’. Jadi ini adalah lomba panjat tiang untuk menggapai hadiah yang digantungkan di pucuk tiang. Bagian puncak tiang ini juga berbentuk lingkaran yang digantungi dengan aneka hadiah. Hanya perbedaannya tiang ini dilumuri dengan sabun (de mast was met zeep bestreken).

Panjat Pinang Dalam Budaya Tionghoa

Prosesi panjat pinang ini memang populer di Fujian, Guangdong dan Taiwan berkaitan dengan perayaan festival hantu. Perayaan ini tercatat pertama kali pada masa dinasti Ming yang disebut sebagai “qiang-gu“. Namun pada masa dinasti Qing, permainan panjat pinang ini pernah dilarang pemerintah karena sering timbul korban jiwa.

Sewaktu Taiwan berada di bawah pendudukan Jepang, panjat pinang mulai dipraktekkan lagi di beberapa tempat di Taiwan berkaitan dengan perayaan festival hantu. Panjat pinang masih dijadikan satu permainan tradisi di berbagai lokasi di Taiwan. Tata cara permainan lebih kurang sama, dilakukan beregu, dengan banyak hadiah digantungkan di atas.

Namun bedanya tinggi yang harus dipanjat bukan hanya setinggi pohon pinang, namun telah berevolusi menjadi satu bangunan dari pohon pinang dan kayu-kayu yang puncaknya bisa sampai 3-4 tingkat bangunan gedung. Untuk meraih juara pertama, setiap regu harus memanjat sampai puncak untuk menurunkan gulungan merah yang dikaitkan di sana. (Bal)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here