Paket Selimut Hangatkan 500 Keluarga di Gaza

927

Gaza, Muslim Obsession – Sejak awal November, langit di Gaza tak lagi terlihat cerah. Pemandangan itu beriringan dengan suhu yang semakin menurun. 

Situs iklim dan cuaca weather.com mencatat sepekan terakhir suhu tertinggi di Gaza berada pada kisaran 25 derajat Celsius, lalu suhu menurun di angka belasan derajat pada malam hari. 

Sebenarnya suhu seperti itu wajar bagi negara yang mengalami musim dingin, namun tidak untuk Gaza. Rasa dingin di sana terasa bukan karena salju, melainkan hujan yang disertai angin dingin.

Kondisi ini seringkali menambah kesulitan ribuan keluarga di Gaza, terutama bagi mereka yang tidak lagi memiliki tempat tinggal layak.

ACT melansir, hingga sekarang sebagian warga Gaza tinggal di bangunan bekas yang hampir bobrok dengan dinding dan atap yang berlubang.

Sebagian lagi masih menempati tenda-tenda pengungsian yang hanya dengan lapisan material tipis. Jangankan mesin pemanas ruangan, listrik yang yang mereka dapatkan pun terbatas.

Lantas dengan apa mereka bisa merasa hangat?

Di saat Gaza semakin dingin, Aksi Cepat Tanggap kembali menyapa 500 keluarga yang berada di seantero Gaza. ACT melalui mitra lokal telah mendistribusikan bantuan musim dingin berupa selimut untuk warga Gaza yang membutuhkan.

“Alhamdulillah kebaikan masyarakat Indonesia kembali diterima oleh warga Gaza. Kali ini dalam bentuk selimut untuk menghangatkan mereka saat musim dingin,” ujar Andi Noor Faradiba dari Global Humanity Response ACT.

Berangkat dengan menggunakan sebuah mobil pengangkut barang, dua orang mitra menyambangi kampung-kampung yang terletak di Jalur Gaza.

Namun, mobil mereka tak bisa masuk masuk hingga dekat kediaman warga. Alhasil mereka pun harus turun dari mobil sembari membawa sedikit demi sedikit kotak besar bertuliskan Winter Aid for Palestine dengan selimut tebal di dalamnya.

Setiap pintu yang terbuka, keluarga yang tinggal di dalamnya akan menerima beberapa selimut sesuai jumlah anggotanya.

Tak jarang senyum langsung terlihat pada wajah mereka setelah menyambut pemberian dari masyarakat Indonesia yang dihantarkan oleh mitra lokal ACT di Gaza.

Salah seorang mitra mengungkapkan, pakaian hangat lusuh yang mereka punya sejak musim dingin tahun lalu tidak cukup untuk menghangatkan tubuh.

Jadi, pemberian selimut itu diharapkan bisa lebih membantu mereka untuk menghalau rasa dingin, terutama pada malam hari.

Kata Faradiba, bantuan selimut itu merupakan rangkaian program Winter Aid ACT untuk warga Gaza yang sudah dilakukan sejak akhir Oktober, dan Insya Allah akan terus berlanjut hingga akhir tahun.

“Selain selimut, selama musim dingin ACT juga akan mendistribusikan baju hangat, bahan bakar, pemanas ruangan, dan matras,” pungkasnya. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here