Lombok Tengah, Muslim Obsession – Seorang warga Desa Braim, Kecamatan Praya Tengah, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), bernama Iwan Firman Wahyudi alias Yudi mendadak viral.
Pasalnya, pria kelahiran 26 November 1996 tersebut menikahi wanita cantik, Helmi Susanti, dengan mahar sepasang sandal jepit dan segelas air putih.
Pernikahan berlangsung pukul 20.00 Wita, atau usai Shalat Isya, Jumat (3/7/2020) di kediaman mempelai laki-laki.
Dilansir akun Instagram @ikhwansyadziliyah, pernikahan Yudi dan Helmi sempat mengalami kejadian unik. Yudi harus mengulangi ijab Kabul hingga tiga kali lantaran kesalahan mengucapkan mahar.
Seharusnya Yudi mengucapkan “sandal jepit dan segelas air putih dibayar tunai”, tetapi yang keluar dari mulut Yudi malah “seperangkat alat shalat dibayar tunai”.
“Karena mahar ini bukan permintaan saya. Melainkan istri saya,” ujar Yudi, didampingi istrinya yang cantik tersebut.
Awalnya, dari pihak orangtua Helmi, Yudi diminta menyiapkan mahar Rp.40 juta. Namun karena jumlah itu dirasa berat, Helmi pun meminta mahar yang sederhana saja.
Maharnya adalah sebuah sandal jepit merek “Skyway” yang harganya cuma Rp.10 ribu. Sendal jepit dengan tali warna biru itu dibeli di salah satu toko dekat rumah Yudi.
“Itu jadi mas kawin saya,” ujar Helmi sambil tertawa.
Helmi, pengantian perempuan kelahiran 14 Januari 2000 itu mengaku sangat bahagia dengan mahar yang diberikan Yudi. Apalagi mahar juga dibarengi dengan segelas air putih.
Helmi mengatakan, begitu selesai akad nikah, air putih langsung diminum. Dan mereka pun resmi menjadi suami dan istri.
Hubungan Yudi dan Helmi berawal dari perkenalan keduanya di Facebook beberapa bulan yang lalu. Keduanya bertemu, lalu sempat membina hubungan selama dua minggu. Setelah itu, mereka memutuskan untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.
Kini, sandal jepit dipampang di tembok rumah Yudi. Bagi mereka berdua, sandal jepit itu tidak boleh dipakai, kapan pun dan oleh siapa pun.
Sandal jepit spesial itu akan dijadikan cerita dan catatan sejarah bagi anak dan cucu mereka kelak bahwa pernikahan tidak selamanya memberatkan, menyulitkan atau menyusahkan.
Wah, unik ya?
