Ngeri! Hancurnya Negeri karena 5 Pilar Tirani Kekuasaan

1541
Ustadz Bachtiar Nasir (Foto: Ummatpos)

Jakarta, Muslim Obsession – Sebuah negeri diyakini akan hancur ketika rakyat dipimpin oleh seorang penguasa yang jauh dari Allah subhanahu wa ta’ala dan tak lagi bersahabat dengan rakyatnya.

Berkaca pada kisah Raja Fir’aun di era Nabiyullah Musa ‘alaihissalam, Ustadz Bachtiar Nasir (UBN) menegaskan bahwa sebuah negeri akan hancur ketika terdapat 5 pilar tirani kekuasaan di dalamnya. Apa sajakah itu?

“Catat baik-baik. Ada 5 pilar tirani kekuasaan yang saya ambil dari perkataan seorang ulama dalam tadabburnya. Kediktatoran dan kekejaman akan merajalela kalau yang 5 ini ada pada suatu kaum,” ujar UBN dalam sebuah tayangan video yang diunggah AQL Islamic Center.

Pertama, penguasa yang zhalim. Penguasa ini berlaku semena-mena, tidak mengindahkan kepentingan rakyatnya, dan semata-mata mengikuti hawa nafsu dan emosi kekejamannya. Penguasa jenis ini diwakili oleh Firaun.

Menurut Pimpinan AQL Islamic Center ini, kalau kekuasaan sudah sampai pada puncak tirani kekuasaan kadang dia menantang Tuhan. Bukan cuma melawan, tetapi penguasa ini menantang Tuhan agar didatangkan adzab. Dan kalaupun adzab Allah menimpanya, tetap saja dia meremehkannya.

“Apakah bencana alam ataukah kebanyakan utang atau penindasan dari negara lain akibat kebanyakan utang, dia tidak mampu merasakannya. Pertentangan di antara masyarakat, serangan kepada penguasa, dia tetap dengan segala kebebalannya,” tegasnya.

Kedua, menteri yang kejam. Adanya orang kedua yang bisa menerjemahkan keinginan-keinginan si penguasa. Dengan berbagai cara merealisasikan keinginan si penguasa yang terkadang kejamnya lebih dari si penguasa itu sendiri. Dan ini dalam kisah Musa dan Firaun diwakili oleh Haman.

Ketiga, pemodal di balik penguasa. Adanya sekelompok orang-orang kaya yang membiayai si penguasa. Karena orang-orang kaya ini juga takut pada penguasa tersebut dan memiliki kepentingan bisnis dan menunggangi penguasa zhalim tersebut. Pilar ketiga ini diwakili oleh Qarun.

“Kalau ini sudah bekerja sama maka semakin kacaulah satu negeri itu. Orang miskin akan bertambah miskin, karena ini terkait dengan regulasi. Tetapi kekejaman yang lebih parah lagi adalah kalau keserakahan si penguasa masuk ke dalamnya,” tandas UBN.

Keempat, agamawan yang penjilat. Orang yang dimaksudkan di sini, jelas UBN, adalah orang yang kelihatannya beragama tetapi sesungguhnya dia tidak beragama. Dia tidak menjalankan agamanya, dia hanya sedang merealisasikan hawa nafsunya atas nama agama. Sosok ini diwakili oleh tukang-tukang sihir Firaun.

“Buktinya, dia tidak ber-amar ma’ruf dan nahi munkar kepada penguasa. Dia hanya menggunakan senjata agama untuk membenarkan penguasa dan biasanya agamawan seperti ini penjilat dan pengecut biasanya untuk berlidah tajam kepada penguasanya,” tegas UBN.

Kelima, media yang menipu rakyat. Tirani kekuasaan disempurnakan dengan adanya media pendukung penguasa tersebut. Media-media ini tidak pernah mau meliput kepentingan rakyat dan biasanya baik jurnalis maupun lembaga medianya terdiri dari orang-orang yang melacur secara intelektual, penakut secara nyali, dan bukan pembawa kebenaran serta isinya adalah penipu belaka.

“Dalam kisah Musa dan Firaun diwakili dengan kata-kata ‘Al-Hasyirun’,” pungkasnya. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here