Nasib Muslim Uighur di Cina: Ditindas dan Ditahan di Kamp

1569
Muslim Uighur Cina (Foto: Merdeka)

Beijing, Muslim Obsession – Sebagian besar minoritas Muslim Uighur Turki di wilayah Xinjiang, Tiongkok, menghadapi penahanan sewenang-wenang, pembatasan harian terhadap praktik keagamaan dan indoktrinasi politik paksa dalam tindakan keras militer.

Demikian dikatakan Human Rights Watch, Senin (10/9/2018). Panel hak asasi manusia PBB mengatakan pada Agustus bahwa Cina diyakini menahan hingga 1 juta etnis Uighur dalam sistem rahasia kamp interniran di Xinjiang, ujung barat Cina, di mana mereka menjalani pendidikan politik.

Namun, Beijing membantah bahwa kamp tersebut bertujuan untuk pendidikan politik. Melainkan sebagai pusat pelatihan kejuruan, yang merupakan bagian dari inisiatif pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan mobilitas sosial di wilayah tersebut.


Baca Juga:


 

Cina telah mengatakan bahwa Xinjiang menghadapi ancaman serius dari militan Islamis dan separatis yang merencanakan serangan dan menimbulkan ketegangan antara orang-orang Uighur yang menyebut wilayah itu sebagai rumah dan mayoritas etnis Han Cina.

Menurut laporan Human Rights Watch dari lima mantan tahanan kamp, orang-orang Uighur dan Muslim lainnya yang ditahan di kamp dilarang menggunakan sapaan Islam, harus belajar bahasa Mandarin Cina dan menyanyikan lagu-lagu propaganda.  

“Orang-orang di Xinjiang dengan kerabatnya yang tinggal di luar negeri, seperti Kazakhstan, Turki dan Indonesia, telah ditargetkan oleh pihak berwenang selama beberapa bulan tanpa prosedur formal,” kata mereka kepada Human Rights Watch, dilansir Reuters, Senin (10/9/2018).

“Jika menolak mengikuti instruksi di kamp tahanan tidak akan diberi makan dan dipaksa berdiri selama 24 jam atau bahkan masuk sel isolasi,” sambungnya.

Peneliti Human Rights Watch yang berbasis di Hong Kong Maya Wang mengatakan, berdasarkan wawancara dengan 58 mantan penduduk Xinjiang yang sekarang tinggal di luar negeri, kondisi keamanan di Xinjiang di luar kamp juga telah meningkat secara nyata.

Lebih dari itu, langkah-langkah keamanan baru disiapkan dengan memanfaatkan teknologi pengenalan wajah dan sistem pemantauan polisi yang canggih. Hingga setiap rumah memiliki kode QR yang ketika dipindai, akan menunjukkan kepada pihak berwenang siapa para penghuni yang disetujui. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here