Nafisah Binti Munyah, Pintu Kisah Cinta Nabi dengan Khadijah

9507

Apa yang dilakukan Nafisah binti Munyah ini menjadi pintu dari perjalanan cinta Muhammad Saw. dan Khadijah. Ia memberanikan diri ‘menabrak’ adat dan tradisi Arab pada saat itu, dimana seorang perempuan meminang laki-laki adalah hal yang tabu.

“Tak usah kau jawab sekarang. Pikirkan dulu matang-matang. Besok atau lusa aku akan menemuimu lagi,” sambung Nafisah.

Menindak lanjuti apa yang disampaikan Nafisah tersebut, Muhammad Saw. dan Khadijah sama-sama berkonsultasi dengan keluarga besar masing-masing. Setelah melalui pertimbangan yang matang, akhirnya kedua keluarga besar sepakat untuk menikahkan anak-anaknya.

Konon keluarga terdekat Khadijah sempat tidak menyetujui rencana pernikahan ini. Namun Khadijah sudah tertarik oleh kejujuran, kebersihan dan sifat-sifat istimewa Nabi Muhammad. Sehingga ia tidak mempedulikan segala kritikan dan kecaman dari keluarga dan kerabatnya.

Khadijah yang juga seorang yang cerdas, mengenai ketertarikannya kepada Nabi Muhammad mengatakan, “Jika segala kenikmatan hidup diserahkan kepadaku, dunia dan kekuasaan para raja Persia dan Romawi diberikan kepadaku, tetapi aku tidak hidup bersamamu, maka semua itu bagiku tak lebih berharga daripada sebelah sayap seekor nyamuk.”

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here