Muswil Parmusi Jateng Kukuhkan Masjid Sebagai Pusat Pengembangan Akidah dan Ekonomi Umat

1091
Parmusi Jawa Tengah menggelar Musyawarah Wilayah di Surakarta, Ahad (29/9/2019).

Surakarta, Muslim Obsession – Pengurus Wilayah (PW) Persaudaraan Muslimin Indonesia (Parmusi) Jawa Tengah (Jateng) menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil) yang diikuti Pengurus Daerah (PD) Parmusi dari 33 kabupaten.

Muswil yang berlangsung di Surakarta itu dibuka oleh Ketua Umum PP Parmusi H. Usamah Hisyam, Ahad (29/9/2019).

Ketua PW Parmusi Jateng Anding Sukiman menyatakan, melalui Muswil ini PW Parmusi Jateng ingin mengukuhkan kembali masjid sebagai pusat pengembangan akidah dan ekonomi umat demi terwujudnya masyarakat Desa Madani. Sebab dari masjid inilah perubahan masyarakat diyakini akan terwujud.

“Dari masjid kita kuatkan akidah umat, kita bangun ekonomi umat. Dengan begitu umat Islam akan menang,” ujarnya.

Ketua PW Parmusi Jawa Tengah, Anding Sukiman.
Ketua Umum PP Parmusi H. Usamah Hisyam dan Ketua PW Parmusi Jateng Anding Sukiman beserta sejumlah pengurus pusat dan wilayah Jateng yang menghadiri Muswil.

Menurutnya, membentuk Desa Madani harus dimulai dari masjid untuk menyapa umat. Oleh karena itu, ia meminta kader-kader Parmusi di seluruh daerah di Jateng agar rajin pergi ke masjid untuk beribadah, mengikuti dan membentuk majelis taklim serta turut menyosialisasikan program-program Parmusi.

“Masjid boleh saja megah, tapi rakyat tidak boleh miskin. Gerakan dari masjid harus bisa membangun kekuatan ekonomi umat. Dan kader Parmusi harus terlibat di dalamnya,” jelasnya.

Anding kemudian mencontohkan upaya kader Parmusi di Wonogiri yang dinilainya mampu melakukan pemberdayaan masyarakat melalui pembentukam Desa Madani. Salah satunya seperti yang dilakukan terhadap warga desa di Kecamatan Manyaran, Wonogiri, dimana mereka diajak untuk mengembangkan bibit kelapa kopyor, pembuatan biogas dengan kotoran sapi, dan juga pembuatan pupuk organik.

Selaras dengan itu, Usamah menyatakan, membangun peradaban dari masjid adalah cara yang dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw saat membangun kota madinah. Peradaban umat Islam mulai dibangun dari kota itu, melalui jalan dakwah. Politik peradaban dengan jalan dalwah itulah yang kini menjadi orentasi dari paradigma Parmusi bukan lagi politik kekuasaan.

“Politik peradaban adalah politik yang dibangun untuk menjauhkan masyarakat dari ketertinggalan berupa kemiskinan dan kebodohan. Oleh karenanya kader Parmusi dimana pun berada harus bisa menjadi kader pencetak solusi dalam menghadapi problematika umat,” tandasnya.

Dalam acara Muswil itu turut juga Usamah didampingi Ketua Lembaga Dakwah Parmusi (LDP) KH. Syuhada Bahri, Ketua Majelis Penasehat PP Muslimah Parmusi Hj. Daisyanti Astrilita, Ketua Umum Muslimah Parmusi Nurhayati Payapo, Bendahara Parmusi Dewi Achyani, Wasekjen Parmusi, Mulyadi dan Aidil Adha, serta perwakilan BNI Syariah dari Kota Solo. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here