Muslimah India Berusia 82 Tahun Masuk 100 Orang Paling Berpengaruh 2020

448

Jakarta, Muslim Obsession –  Bilkis menjadi suara kaum terpinggirkan di India. Seorang wanita berusia 82 tahun tersebut rela duduk di lokasi protes dari jam 8 pagi hingga tengah malam.

Dia berkata, “Saya akan duduk di sini sampai darah berhenti mengalir di pembuluh darah saya sehingga anak-anak di negara ini dan dunia menghirup udara keadilan dan kesetaraan.”

Dilansir About Islam, Sabtu (26/9/2020) The Time menyebut Bilkis, seorang wanita Muslim India berusia 82 tahun dari New Delhi itu sebagai salah satu dari 100 Orang Paling Berpengaruh di tahun 2020.

Wanita tua itu dianggap menjadi suara kaum terpinggirkan di India selama protes besar-besaran terhadap Undang-Undang Amandemen Kewarganegaraan yang kontroversial, yang dapat menghalangi Muslim dari kewarganegaraan di negara itu.

“Bilkis memberikan harapan dan kekuatan kepada para aktivis dan pemimpin mahasiswa yang dijebloskan ke balik jeruji besi karena membela kebenaran dalam demokrasi yang bergeser ke otoritarianisme, dan mengilhami protes peniru damai di seluruh negeri,” ungkap Rana Ayyub, seorang jurnalis India, di majalah Time.

Mengapa Bilkis?

Dikelilingi oleh ribuan perempuan muda yang melakukan protes, Bilkis menjadi simbol perlawanan. Wanita tua, yang dijuluki “dadis”, adalah bagian dari protes anti-CAA selama lebih dari tiga bulan.

Duduk di kamp protes Shaheen Bagh di Delhi, dia biasa memegang tasbih di satu tangan dan bendera nasional di tangan lainnya. Bilkis juga biasa duduk di lokasi protes setiap hari dari jam 8 pagi hingga tengah malam.

“Bilkis pantas mendapatkan pengakuan sehingga dunia mengakui kekuatan perlawanan terhadap tirani,” tulis Ayyub.

Protes anti CAA terjadi setelah pemerintah India memberlakukan RUU tersebut pada 12 Desember 2019. Tindakan tersebut memicu protes luas terhadap tindakan tersebut dan proposal terkait dari National Register of Citizens (NRC).

Protes pertama kali dimulai di Assam dan menyebar dengan cepat ke negara bagian lain seperti Delhi, Meghalaya, Arunachal Pradesh, dan Tripura.

Pengamat menuduh banyak anggota partai yang mengatur pidato kebencian saat mereka menyerukan penghapusan pengunjuk rasa dengan kekerasan.

Upaya pendukung pemerintah pada Februari memicu kekerasan mematikan di barat laut Delhi yang menewaskan 53 orang.

Pada bulan Maret, polisi Delhi membubarkan protes Shaheen Bagh, protes anti-CAA terlama. Mereka mengutip larangan pertemuan publik karena pandemi virus corona.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here