Ia menyinggung terkait beberapa rekomendasi sebelumnya yang dihasilkan dalam Multaqo ke III yang berlangsung di Pondok Wadi Mubarok. Saat itu konferensi menghasilkan sejumlah rekomendasi seperti perhatian terhadap para hufazh baru agar ia terus mengembangkan hafalannya dengan mengikuti program ijazah Sanad serta agar sejumlah acara Al-Quran masuk dalam program televisi.
Sementara itu KH Anwar Effendy Lc, pengasuh Pesantren Utsmani, Jakarta Barat, mengatakan setidaknya ada dua poin besar yang akan ia bahas dalam kegiatan ini yaitu adanya jurang pemisah yang baru antara hufazh jaman dulu dan sekarang. Bila jaman dulu para penghafal Al-Quran memiliki semngat untuk mencari ijazah sanad sementara bagi para hufazh sekarang keinginan itu sangat sedikit. Lalu terkait dengan masih tingginya buta huruf Al-Quran di Indonesia, ia berharap Multaqo kali ini akan membahas solusi bagi permasalahan tersebut.
Adapun KH Ahmad Jamil, Ketua Daarul Quran, mengatakan tema kegiatan Multaqo kali ini sangat baik mengingat masih belum seragamnya standar dalam pengajaran Al-Quran di Indonesia. Ia juga melihat saat ini pendidikan dengan basis pengajaran Al-Quran di Indonesia tumbuhnya sangat luar biasa dan ini harus menjadi perhatian bersama agar bisa menghasilkan para penghafal Al-Quran yang berkualitas.
Lalu, poin penting apa yang dibahas?