MRI Malang Distribusikan Bantuan untuk Para Penyintas Banjir

624

Muslim Obsession – Ratusan warga di sejumlah wilayah di Kota Malang terpaksa mengungsi dari rumah pada Kamis malam. Sebab tempat tinggal mereka terendam air bercampur lumpur, dampak dari banjir Kota Batu yang lebih dulu terjadi pada sore harinya.

Kampung Putih di Rampal Celaket jadi salah satu yang cukup terdampak banjir di Malang. Hampir 200 orang mengungsi karena rumahnya belum belum aman.

Oleh karena itu, Masyarakat Relawan Indonesia (MRI-ACT) Malang memberikan bantuan berupa makanan siap saji, minum, masker dan kebutuhan lainnya untuk menunjang para pengungsi.

“Alhamdulillah, pagi ini kita akan memberikan bantuan kepada para pengungsi. Para pengungsi kebanyakan anak kecil, balita, dan lansia,” ujar relawan MRI, Saiful Anam, melalui pers rilis, Jumat (5/11/2021).

Saiful meminta partisipasi masyarakat untuk turut membantu saudara-saudar kita yang sedang membutuhkan bantuan.

“Tentu aksi kemanusian kita tidak bisa dilakukan sendiri, maka dari itu partisipasi masyarakt sangat dibutuhkan untuk membantu saudara-saudara kita yang sedang membutuhkan,” ungkapnya.

Sementara itu, Heri Sunarko, Camat Klojen, Kota Malang, mengatakan selain Kampung Putih berdasarkan data sementara di wilayahnya yang turut terdampak banjir ada di Kelurahan Penanggungan ada 35 rumah dan di Kidul Dalem tiga rumah yang terendam lumpur.

“Mereka semua diungsikan sementara demi keselamatan. Bila air surut dan rumah telah dibersihkan, baru bisa kembali ke rumah masing-masing,” ucap Heri.

Wali Kota Malang, Sutiaji, mengatakan dapur umum telah didirikan di posko pengungsian untuk memenuhi kebutuhan makanan warga. Termasuk memasok kebutuhan selimut bagi warga terdampak.

“Ada juga sumbangan swadaya warga demi membantu tetangga mereka yang terdampak,” ujarnya.

Tim di lapangan dibantu relawan terus mendata kerusakan dan kebutuhan warga terdampak. Sejauh ini belum bisa ditaksir kerugian akibat bencana alam tersebut. Sutiaji menyebut banjir pada tahun ini termasuk yang terbesar sejak dua puluh tahun terakhir.

“Banjir tahun ini adalah yang paling parah,” kata Sutiaji.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here