Menteri ATR Dialog Kebangsaan dengan Peserta Muktamar KB PII

913
Pelajar Islam Indonesia di manapun berada harus mampu memberikan manfaat nilai tambah (value added) kepada masyarakat.

Yogjakarta, Muslim Obsession – Kemampuan memahami adanya disrupsi (perubahan cepat) yang berkembang di era Revolusi Industri 4.0 akan menentukan keberhasilan negara dalam mengelola sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM).

Tantangan perbaikan kondisi umat di sektor nelayan dan pertanian harus dicari solusinya oleh para aktivis Islam. Sektor maritim dan pertanahan ini memerlukan sentuhan teknologi dari aktivis muslim untuk meningkatkan kemajuannya.

“Kita hidup di zaman yang belum pernah ada perubahan secepat ini. Teknologi telah mengubah semua tatanan kehidupan sosial dan bernegara,” ujar Sofyan di Hotel Grand Keisha, Yogjakarta, Jumat (15/11/2019).

Menurut Sofyan, kader Pelajar Islam Indonesia di manapun berada harus mampu memberikan manfaat nilai tambah (value added) kepada masyarakat.

Mengutip hadist Nabi, Sofyan mengatakan bahwa celakalah seseorang jika hari ini sama dengan hari kemarin. Karena itu, tambahnya, kader PII harus mengimprovisasi diri dengan menguasai teknologi agar bisa membantu umat.

Kata Sofyan, aktivis muslim harus menyiapkan pendidikan terbaik agar anak-anak menjadi beriman, bisa menerima perbedaan, tidak menafikan keanekaragaman, serta tidak memiliki paham ekslusif dan radikal. Anak-anak, lanjutnya, harus menguasai teknologi agar tidak digilas oleh kemajuan teknologi.

Sofyan memahami, bahwa doktrin kaderisasi ormas Islam selama ini memang lebih banyak memuat materi politis. Hasilnya, banyak kader-kader Islam yang perhatiannya tinggi kepada jabatan-jabatan politis.

“Kaderisasi itu telah menghasilkan pemimpin-pemimpin hebat di masyarakat,” kata Sofyan.

Tantangan di era Revolusi Industri 4.0, kata Sofyan sudah berubah. Aktivis Islam harus mulai mengagendakan minatnya pada upaya perbaikan ekonomi umat.

Terkait persiapan kualitas pendidikan, Wakil Ketua Akreditasi Nasional Pendidikan Kemendiknas merangkap Ketua Umum ICMI Sulsel, Prof Aris Munandar, menambahkan, model pendidikan seperti boarding school saat ini merupakan alternatif terbaik untuk menghasilkan SDM yang siap memasuki era Revolusi Industri 4.0.

“Di dalam boarding school, kita bisa perkuat materi keimanan, iptek dan penguasaan bahasa asing,” pungkasnya. (Zul).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here