Mengenal Pondok Quro, Pesantren Tertua di Tanah Air

12168

Ketika itu juga Syekh Hasanudin atau Syekh Mursahadatillah pamit kepada Ki Gedeng Tapa Muara Jati Cirebon untuk pergi ke Malaka, maka Ki Gedeng Tapa Muara Jati Cirebon menitipkan anak kandung Putri kesayangannya yang bernama Nyi Subang Larang, untuk ikut berlayar bersama Syekh Hasanudin atau Syekh Mursahadatillah ke Malaka.

Kelak, dari Nyai Subang Larang inilah lahir para pedakwah agama Islam yang tersohor. Nyai Subang Larang kemudian menikah dengan Raden Pamanah Rasa yang kelak bergelar Sri Baduga Maharaja ketika menjadi Raja Pajajaran. Pernikahan pun dilakukan di Pondok Quro dengan Syekh Quro sebagai penghulunya.

Pasangan Raden Pamanah Rasa dan Nyai Subang Larang dikaruniai tiga anak, yaitu Raden Walangsungsang atau Pangeran Cakrabuana atau Cakraningrat (lahir pada tahun 1345 Saka atau tahun 1423 Masehi), Nyi Mas Rara Santang atau Syarifah Muda’im (lahir pada tahun 1348 Saka atau tahun 1426 Masehi) yang merupakan ibunda dari Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati, dan Raja Sangara atau Raden Kian Santang (lahir pada tahun 1350 Saka atau tahun 1428 Masehi).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here