Mengenal Afghanistan Pasca Kemenangan Taliban

682
Kandahar tempo dulu. (Foto: history of pasthun)

Sejak 1747 Jadi Sasaran The Great Game Negara-Negara Adikuasa

Sebelum seperti kita kenal sekarang sebagai Afghanistan, jejak-jejak kesejarahan Afghanistan bisa ditelisik lewat celah Kheybar dan celah Salang. Misalnya ketika ekspedisi Iskandar Zulkarnain dari Makedonia (356-323 SM) melakukan mars menuju sungai Indus untuk menaklukkan Hindustan melalui Celah Salang dan Celah Kheybar. Invasi Iskandar Zulkarnain terhenti di Gandara (sekarang Kandahar).

Ketika dinasti Ummayah berhasil menaklukkan Persia pada 642, maka Afghanistan pun termasuk daerah taklukan, sehingga sejak itu Afghanistan menjadi benteng Islam. Pada 1219 karena seluruh kawasan Asia Tengah jatuh ke tangan Mongol, maka beberapa kota yang sekarang masuk wilayah Afghanistan seperti Herat, Ghazni, dan Balk, jatuh ke tangan Mongol.

Pada 1747, seorang kepala suku Pathan bernama Ahmad Shah Durrani memimpin pemberontakan, dan berhasil menyatukan suku-suku yang ada, dan mendirikan Afghanistan sebagai sebuah kerajaan bersatu, setelah gubernur Persia di Afghanistan Nadir Shah dikalahkan di Khabushan. Namun pada 1842 dinasti Durrani digulingkan dan digantikan dinasti Barakzai.

Pada masa kekuasaan dinasti Durrani inilah Afghanistan membentang dari Mashad di iran sampai ke Delhi di India sekarang. Dari sungai Amu Darya (Oxus) di punggung Himalaya sampai ke Laut Arab. Namun kekuasaan tersebut menyusut dengan masuknya Inggris lewat East India Company (EIC).

Sejak 1747 inilah dua negara besar, Inggris dan Rusia, mulai terlibat dalam apa yang disebut sastrawan Inggris Rudyard Kipling, the Great Game berebut ruang pengaruh di Afghanistan. Inggris didorong motivasi memperluas kekuasaan maritimnya di perairan Asia dan Afrika. Adapun Rusia memandang Afghanistan sebagai pintu keluar menuju ke Samudra Hindia dan Pasifik.

Sebagai hasil dari perang Inggris dan Rusia berebut Afghanistan antara 1839-1842 dan 1878-1880, Inggris berhasil menguasai daerah selatan pantai Laut Arab, dan sekarang menjadi bagian dari wilayah kedaulatan Pakistan. Namun demikian, sejak periode itu maupun di era Perang Dingin 1950-1989, Afghanistan merupakan medan proksi antara Inggris dan Rusia, meskipun kemudian beralih menjadi Amerika Serikat dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) versus Rusia dan Cina.

Ketika Uni Soviet menginvasi Afghanistan pada 1979,maka sejak itu rakyat Afghan dari berbagai etnik bersatu dalam sebuah organisasi gerakan Mujahidin untuk melawan invasi Uni Soviet. Selama masa perang melawan Soviet, para Mujahidin Afghan mendapat bantuan pelatihan intelijen, operasi dan dukungan persenjataan serta logistik dari badan intelijen Amerika Serikat (AS), CIA.

Ketika gerakan perlawanan Mujahidin berhasil memaksa tentara Soviet mundur dari Afganistan, maka bibit pertikaian internal di dalam tubuh Mujahidin mulai muncul. Pertikaian dengan berbagai nuansa, pertikaian antara kaum moderat dengan garis keras, antara Mujahidin dengan bekas kolaborator asing yang kini memihak perjuangan rakyat, dan antara kecenderungan untuk menegakkan sistem dan hukum seperti di Barat yang sekuler berhadapan dengan kelompok fundamentalis Islam militan radikal.

Lantas bagaimana ceritanya sampai yang namanya Taliban itu muncul di pentas politik nasional Afghanistan? Taliban sejatinya merupakan gerakan pelajar Islam (Al Harakah al Islamiyah al Thalabah Madaris al Diniyah), yang para anggotanya pada umumnya yang sedang belajar di Pakistan.

Menurut penuturan Mullah Muhammad Omar, kelahiran Taliban dilatarbelakangi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal karena adanya kegelisahan mereka terhadap perpecahan umat, konflik dan saling bunuh antara Sunni dan Syiah yang sesama Muslim, demoralisasi di kalangan para pemimpin pemerintahan, dan korupsi, yang justru semakin merebak pasca penarikan mundur tentara Soviet.

Adapun faktor eksternal, karena adanya tekanan Pakistan yang ingin agar sekutu utamanya selama gerakan perlawanan terhadap Soviet, yaitu Ahmad Shah dan Masood, bisa memegang kekuasaan di Afghanistan dengan dukungan dari AS.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here