Menemukan Islam di Amerika Selatan

3118
Muslim Amerika (Photo: Istimewa)

Muslim Obsession – Dunia pasca peristiwa 9/11 telah membawa tantangan besar bagi umat Islam di seluruh Amerika.

Jenderal John Kelly, sebelum bergabung dengan pemerintahan Presiden Donald Trump, mengklaim bahwa 100-150 Muslim dari Amerika Latin dan Karibia setiap tahun berangkat untuk bergabung dengan ISIS di Suriah; klaim yang kemudian dibantah Aisha Khan.

Dalam artikel Jerusha Ali, para pembaca diperkenalkan kepada para wanita Muslim di Brazil dan Bahama. Mereka adalah mualaf atau berasal dari keluarga yang tak menetap. Mereka berbicara tentang citra negatif Islam di media dan masyarakat yang terinspirasi oleh stereotip global. Tentu bagi mereka ini cukup sulit.

Ali kemudian menggambarkan persepsi publik umum bahwa Muslim tidak bisa hanya menjadi Brazil atau Bahama. Di bukunya, ia lebih banyak meneliti tentang populasi Muslim yang menarik dan signifikan di Karibia, Amerika Tengah dan Selatan.

Luas area Amerika Selatan berada pada peringkat keempat setelah Asia, Afrika dan Amerika Utara. Sedangkan populasinya terdapat pada peringkat kelima setelah Asia, Afrika, Eropa dan Amerika Utara.

Muslim hidup di bawah awan kecurigaan dan prasangka di seluruh dunia. Mereka amat butuh dorongan yang menyejukkan, penuh kasih dan menenangkan dari para ulama dan intelektual muslim setempat.

Menariknya, ada sebuah festival budaya besar di Karibia, Amerika Selatan ini. Yakni Hosay (aslinya dari Husain) adalah peringatan Muslim Indo-Karibia yang populer dirayakan di Trinidad, Tobago dan Jamaika. Sebuah upacara peringatan kematian Hasan dan Husein.

Di Trinidad dan Tobago, sebuah negara pulau kembar, makam berbentuk Masjid yang dikenal sebagai Tadjah digunakan untuk menampilkan bagian simbolis dari peringatan ini. Mereka diarak, kemudian dibawa ke laut pada hari terakhir ritual, dan akhirnya dibuang ke dalam air.

Tadjah berasal dari bahasa Arab Ta’zieh, menandakan makna budaya yang berbeda tergantung pada wilayah, waktu, kesempatan, agama, dan lainnya. Di Guyana Inggris, dan Suriname, festival itu disebut Taziya atau dibuat menjadi Tadjah. Satu elemen yang paling ditunggu-tunggu dari festival ini.

Umumnya Hosay berlangsung selama 10 hari dan ditentukan sesuai dengan kalender Islam. Yakni 10 hari Asyura yang diperingati oleh Syiah di seluruh dunia. Empat hari terakhir adalah yang paling populer karena enam hari pertama adalah hari puasa, doa dan pembangunan “Tadjah” dan “Bulan”.

Hosay (Photo: The Siasat Daily)

Meskipun Hosay diperingati untuk Hasan dan Husain, tetapi perayaannya telah mengadopsi semua jenis nuansa dan karakter dari agama lain. Termasuk Katolik Roma, Hindu, Baptis, menjadikannya campuran dari budaya dan agama yang berbeda.

Acara ini dihadiri oleh Muslim dan non-Muslim yang menggambarkan lingkungan saling menghormati dan toleransi. Hosay di Cedros, terletak di ujung South-Western Trindad, di mana tadjah dibangun dengan gaya eksklusif yang tidak ditemukan di tempat lain. Baik dalam hal seni dan gaya konstruksi.

Nama Hosay diambil dari Hazrat Imam Husain, cucu lelaki tercinta dan mulia Nabi Muhammad Saw. Festival ini menghormati Hazrat Husain dan kesaksian keluarganya di masa modern Irak sebagai pahlawan keadilan melawan tirani.

Di Trinidad, Hosay dirayakan oleh Muslim dan non-Muslim. Dalam Islam dan Amerika, sebuah buku oleh antropolog Aisha Khan dari New York University, mengatakan ini hanyalah salah satu dari banyak hal yang bisa dipelajari.

Buku ini adalah kumpulan artikel, masing-masing meneliti sisi Islam yang berbeda, terutama di Karibia, Amerika Tengah dan Selatan. Ada satu setengah juta Muslim di Amerika Latin, satu juta di antaranya adalah Sunni.

Orang Amerika Latin adalah penduduk yang mendiami negara-negara di Amerika Latin yakni, Amerika Tengah dan Amerika Selatan yang berbicara dalam kelompok bahasa Roman, yaitu bahasa Spanyol dan Portugis, baik sebagai bahasa resmi atau bahasa kedua.

Tanpa diketahui banyak orang, Islam memiliki sejarah panjang di Amerika Latin. Khan menulis bahwa umat Islam mulai datang ke Dunia Baru melalui kapal-kapal Spanyol dan Portugis pada abad ke-15 dan ke-16, yang mungkin diawaki oleh Muslim dari Andalusia.

Kemudian datang populasi Muslim dari Afrika Barat, yang ditangkap dan dipaksa bekerja sebagai budak. Khan memberi contoh Boukman dari Haiti, yang meluncurkan satu-satunya pemberontakan budak yang sukses dalam sejarah.

Revolusi Haiti tahun 1791, menghasilkan pembentukan negara merdeka. Ada juga mayoritas Muslim keturunan Afrika di Amerika Latin saat ini yang menemukan kembali Islam pada abad ke-20.

Setelah perbudakan dihapuskan pada abad ke-19, umat Islam direkrut dari daerah-daerah luar seperti India dan Indonesia untuk bekerja di perkebunan. Di Suriname, datang orang Jawa dari Indonesia, Trinidad, Asia Selatan, baik Muslim maupun Hindu.

Patricia Mohammed dalam artikelnya juga membahas hubungan antara Hindu dan Muslim di Trinidad. Ia mendeteksi estetika Hindu dan Islam yang sangat berbeda namun toleran.

Kaum Muslim di Karibia mempertahankan hubungan mereka dengan Asia Selatan. Misalnya, pada tahun 1947, didirikan Masjid Peringatan Jinnah di St. Joseph, Trinidad dan Tobago.

Ada juga sejumlah besar Muslim keturunan Afrika di Amerika Latin hari ini yang menemukan kembali Islam pada abad ke-20. Bahkan lebih banyak orang yang baru masuk Islam seperti Maya pribumi di Chiapas, Meksiko. (Vina)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here