Menag: Jangan Kalah Oleh Kelompok yang Melecehkan Nilai Luhur Agama

524
Menag Fachrul Razi (Foto: kemenag)

Jakarta, Muslim Obsession – Menteri Agama Fachrul Razi menegaskan, tidak ada satu ayat dan ajaran pun dari kitab suci agama-agama Abrahamik yang mengobarkan semangat kebencian, permusuhan, atau segala bentuk perilaku negatif lainnya.

Menurutnya, semua agama Abrahamik mengajarkan kasih-sayang, keadilan, persaudaraan, dan menghargai perbedaan.

“Agama-agama Abrahamik hadir untuk menyelamatkan manusia dan menganjurkan kehidupan damai. Semua umat beragama mendambakan kehidupan yang toleran dan damai. Oleh karenanya kita tidak boleh kalah dengan kelompok-kelompok yang justru melecehkan nilai-nilai luhur agama,” ujar Menag, Selasa (24/11/2020) malam.

Menag mengatakan hal itu saat membuka webinar internasional memperingati Hari Toleransi Internasional dengan mengusung tema A New Narrative of Abrahamic Family Tolerance from the United Arab Emirates atau Sebuah Narasi Baru Toleransi Keluarga Abrahamik dari Uni Emirat Arab.

Sejumlah tokoh nasional dan internasional hadir sebagai narasumber dalam kegiatan yang digelar Kementerian Agama dan Institut Leimena ini. Mereka antara lain Ali Rashid Al Nuaimi (Anggota Dewan Nasional Federal UEA dan Ketua Umum World Council of Muslim Communities), Rabbi David Saperstein (Mantan Duta Besar Amerika Serikat untuk Kebebasan Beragama Internasional dan Anggota Dewan Penasehat Muslim-Yahudi American Jewish Committee), serta Siti Ruhaini Dzuhayatin (Tenaga Ahli Utama Kantor Staff Kepresidenan RI, Komisioner Komisi HAM Organisasi Kerjasama Islam 2012-2018).

Selain itu hadir juga Presiden Congress of Christian Leaders dan Komisioner Komisi Kebebasan Beragama Internasional Amerika Serikat, Pdt. Johnnie Moore. Sebagai pemantik diskusi, Chairman Institut Leimena Jakob Tobing dan Senior Fellow Institut Leimena Alwi Shihab. Sebagai moderator, Matius Ho, Executive Director Institut Leimena.

Lebih lanjut Menteri Agama mengatakan, tema yang diusung dalam webinar kali ini penting untuk menggali pengalaman dan sharing knowledge antara Uni Emirat Arab dengan Indonesia atau di negara-negara lainnya di dunia.

Sharing knowledge bidang agama, budaya, politik dan dialog perdamaian itu penting untuk saling memperkaya ide, gagasan dan pengalaman,” kata Menag.

Menurut Menag, jamak diketahui bahwa agama kadang disalahgunakan orang yang tidak bertanggung jawab untuk memicu intoleransi dan tindakan ektrimisme. Bahkan kelompok-kelompok ekstrimis di dunia banyak menyalahgunakan agama untuk semakin mengobarkan intoleransi, kebencian, dan permusuhan.

Mereka, lanjut Menag, bahkan mampu bekerjasama lintas batas negara. Dan lagi-lagi, kesenjangan hubungan antar umat muslim, Kristen, dan Yahudi, agama-agama besar keluarga Abrahamik inilah yang seringkali dimanfaatkan.

“Sudah saatnya kita melihat toleransi dan perdamaian lebih besar dari diri kita sendiri, lebih besar dari  negara kita sendiri. Sudah saatnya negara-negara dan bangsa-bangsa yang menghormati agama sebagai landasan toleransi, perdamaian, dan kemanusiaan bekerjasama, agar agama kembali pada hakikatnya yang sejati dan terhormat,” ujar Menag.

“Semoga ini sebagai virtual meeting yang penuh kenangan untuk kehidupan yang lebih toleran dan damai terutama bagi keluarga agama-agama Abrahamik,” pungkasnya. (**)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here