Menag Berharap STQH Nasional ke-26 Jadi Sarana Wujudkan Islam yang Ramah

305
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas membuka STQH Tingkat Nasional ke-26 di halaman Masjid Raya Shaful Khairat, Kota Sofifi, Maluku Utara (Malut), Sabtu (16/10/21) malam. (Foto: kemenag)

Sofifi, Muslim Obsession – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas berharap gelaran Seleksi Tilawatil Quran dan Hadis (STQH) Tingkat Nasional ke-26 bisa menjadi sarana untuk mewujudkan Islam yang ramah untuk semua umat manusia.

Hal itu disampaikan Menag saat mewakili Presiden Republik Indonesia Joko Widodo membuka STQH Tingkat Nasional ke-26 di halaman Masjid Raya Shaful Khairat, Kota Sofifi, Maluku Utara (Malut), Sabtu (16/10/21) malam.

“STQH Nasional ke-26 merupakan upaya mengenalkan Islam moderat, mendekatkan Al-Quran kepada masyarakat, dan menggali makna holistik dalam kehidupan,” ujarnya.

Pembukaan STQH Nasional ke-26 ditandai dengan pemukulan tifa secara bersama oleh Menag Yaqut, Gubernur Maluku Utara, Abdul Ghani Kasuba, Ketua LPTQ yang juga Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin.

Dalam sambutannya Menag mengatakan, perhelatan STQH yang diselenggarakan di Sofifi, Maluku Utara, memiliki makna yang sangat strategis.

Selain syarat akan sejarah panjang yang kaya akan nilai-nilai kearifan lokal, Maluku Utara adalah wilayah kesultanan Islam yang memiliki peradaban tinggi dalam mengembangkan Islam rahmatan lil ‘alamin.

“Saya berharap penyelenggaraan STQH Nasional di Maluku Utara ini dapat merawat dan membumikan spirit Islam rahmah dan damai melalui spirit membumikan Al-Quran yang terus dan berkelanjutan. Karena Al-Quran adalah pusat energi yang tidak hanya menggerakkan, tetapi juga merawat Islam terus berperan dalam mewarnai keragaman Nusantara,” terangnya.

Menag menginginkan STQH Nasional menjadi langkah untuk mengenalkan keberislaman yang moderat kepada generasi muda, dengan mendekatkan Al-Quran kepada masyarakat luas, dan menggali makna holistiknya untuk dijadikan spirit berbangsa dan bernegara.

“Para insan yang terlibat dalam STQH adalah insan-insan dengan dedikasi terbaik bangsa. Spirit Al-Quran telah mendorong para insan Qurani untuk bahu membahu mendidik dan melahirkan generasi Islam yang moderat,” tegasnya.

Oleh karenanya, lanjut Menag, tidak mengherankan jika di berbagai pelosok nusantara, tidak sulit untuk menjumpai qari/qariah, hafidz/hafidzah, hingga insan kaligrafi dan lain-lainnya.

Menag menjelaskan, Kementerian Agama secara periodik terus memfasilitasi pengembangan tilawatil Quran di Indonesia.

Pembinaan, pengiriman delegasi ke luar negeri, hingga penguatan kelembagaan adalah isu aktual yang terus diperkuat dalam program-program Kementerian Agama.

“Dengan jumlah insan tilawatil Quran yang besar dan tersebar di seluruh pelosok negeri, mereka adalah mitra strategis Kementerian Agama dalam penguatan peran agama di tengah kancah pembangunan Nasional,” kata Menag.

Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba, menyampaikan terima kasih kepada Menteri Agama atas kesempatan yang diberikan, menjadikan Sofifi sebagai tuan rumah STQH XXVI tingkat Nasional.

“Dari desa, kecamatan, tepatnya di Sofifi, bisa dilaksanakan STQH Nasional. Ini terjadi atas kekuatan Allah Swt, dan kesucian Al-Quran,” kata Abdul Ghani Kasuba.

Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin melaporkan bahwa gelaran STQH XXVI kali ini diikuti 589 peserta dari 34 Provinsi.

“Al-Quran menjadi pedoman dan tuntunan hidup bersama. Mari jadikan STQH tidak hanya sekedar syiar, namun menjadi penghayatan dalam kehidupan sehari,” ajak Kamaruddin Amin.

Kamaruddin Amin berharap, Al-Quran bukan hanya sekedar untuk dibaca sebagai tekstual, namun juga dapat dimaknai dan menjadi pedoman kehidupan.

“Selamat bagi semua peserta STQH. Semoga apa yang kita laksanakan hari ini bisa menambah semangat keberislaman dan berdampak positif terhadap pembangunan nasional. Semoga Allah Swt melimpahkan rahmat-Nya dan senantiasa membimbing kita semua dalam bekerja membangun umat, bangsa, negara dan kemanusiaan,” tutup Kamaruddin. (Fath)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here