Menag: Beragama Tak Semata Soal Nalar dan Teks, Tapi Juga Hati

812
Lukman Hakim Saifuddin (Foto: Arah.com)

Jakarta, Muslim Obsession – Beragama tidak semata menggunakan nalar. Tidak pula hanya dengan pemahaman tekstual, tetapi beragama dengan hati. Demikian pernyataan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dalam acara PesanTrend Jakarta, Kamis (6/9/2018).

“Beragama itu harus dengan hati, tidak semata dengan nalar saja, tidak pula hanya teks. Tetapi berpulang pada hati kita,” jelas Menag.

PesanTrend adalah salah satu acara dalam rangkaian peringatan Hari Santri yang jatuh pada 22 Oktober mendatang. Acara yang berisikan pengajian Kitab Ihya Ulumuddin Al Ghazali ini diselenggarakan di salah satu café di Jakarta.

Kiri-kanan: Sujiwo Tejo, Menag Lukman, Ulil Abshar Abdalla duduk dalam satu panggung dalam acara PesanTrend, Jakarta, Kamis (6/9/2018). (Foto: fkusuma/ Kemenag)

Menurut Menag, Al Ghazali melalui kitab yang merupakan master piece-nya mampu menggabungkan secara epic antara syariat dan hakikat. Di dalamnya tidak hanya bicara fiqh, tetapi juga sejarah, termasuk tasawuf.

“Al Ghazali adalah ulama yang sangat luar biasa, dapat menggabungkan pendekatan tekstual dan nalar sekaligus,” ujarnya, sebagaimana dirilis Kemenag, Jumat (7/9/2018).

Penggabungan antara pendekatan keduanya, yang dilakukan oleh Al Ghazali, adalah seturut dengan visi Kementerian Agama.

“Di mana moderasi beragama yang kita usung adalah menggabungkan antara pemahaman tekstual dan nalar sekaligus. Yang seringkali menegasi tidak saling mengisi.,” lanjutnya.

Pengajian Ihya Ulumuddin diampu oleh Ulil Abshar Abdalla. Sebagai pengampu ngaji Ihya Ulumuddin di media sosial, Ulil berdampingan dengan Budayawan Sujiwo Tejo.

Hadir dalam acara tersebut, Dirjen Pendidikan Islam Kamaruddin Amin, Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren A. Zayadi, serta Sesmen Khoirul Huda. (Vina)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here