Masjid Sentral Cologne Jerman, Simbol Keterbukaan Muslim Jerman

1900
Køln.Central.Mosque (Foto: rights.no)

Muslim Obsession – Nyaris tiap negara mempunyai tempat beribadah termegah. Di negara-negara yang mayoritas warganya memeluk Islam, terdapat masjid terindah.

Indonesia mempunyai masjid Istiqlal yang mampu menampung jamaah sebanyak 120 ribuan. Masjid yang diarsiteki orang nasrani ini disebut-sebut sebagai masjid terbesar di Asia Tenggara.

Selain Indonesia, Brunei Darusalam juga mempunyai Masjid Sultan Omar Ali Saefuddin, Doha, Qatar mempunyai Masjid Grand Al Fateh, Casablanca Maroko mempunyai Masjid Hasan II dan Masjid Sheikh Zayed Bin Sultan Al-Nahyan di Abu Dhabi.

Dan baru-baru ini masjid termegah di Eropa baru diresmikan, tepatnya pada 12 Juni 2017 lalu. Cologne Central Mosque yang berada di Koln Jerman ini mampu menampung 2000 jamaah. Uniknya masjid ini diresmikan kemarin oleh pemerintah Jerman dan Turki.

Hal itu dikarenakan mayoritas warga Muslim di Jerman merupakan keturunan Turki. Sebab, negara dengan penduduk Muslim terbesar di Eropa itu berbatasan langsung dengan Jerman. Bahkan, banyak keturunan Turki yang akhirnya menjadi warga negara Jerman.

Karena itu, masyarakat Kota Cologne membangun masjid yang dinamakan Masjid Cologne, bangunan ini menjadi masjid terbesar di Jerman. Beberapa tahun terakhir pertumbuhan jumlah masjid di Jerman dapat dikatakan cukup pesat. Jika di tahun 1990, hanya ada tiga buah masjid di negara tersebut, tapi saat ini masjid di Jerman mencapai 164 masjid, dan akan menjadi 200 masjid dalam waktu dekat dengan dibangunnya masjid-masjid baru di seluruh penjuru Jerman.

Arsitektur Gaya Timur Kekinian

Tepat di atas ruang shalat terdapat sebuah kubah besar yang semi transparan, titik tertingginya mencapai 36 meter. Cahaya dari luar menerobos masuk dari sebuah kaca berbentuk bintang di puncak kubah. Lampu sorot besar menyinari kaligrafi-kaligrafi, mimbar, dan mihrab di dalam masjid. Dinding masjid dihiasi oleh 1.800 panel stucco.

Desain interiornya merupakan gabungan elemen oriental dengan Islam kontemporer, yang terlihat dari medali-medali di atap dengan teks Arab yang dikombinasikan dengan daun berwarna emas. “Ini (teks Arab) menampilkan nama-nama semua nabi besar yang memainkan peran penting dalam sejarah Yahudi, Kristen, dan Islam. Ini merupakan suatu bentuk keterbukaan terhadap teologi antar agama,” kata Bekir Alboga.

Arsitek terkenal Gottfried dan Paul Bohm adalah pemenang kompetisi arsitektural untuk desain MSC, dan sekalian ditugaskan untuk membangunnya, “bagi umat Islam, sangat menyenangkan untuk berdoa di tempat seperti ini. Saya berharap sebagian masyarakat akan datang ke sini, melihat masjid dan merasakan terbukanya gedung ini,” katanya.

Sebagaimana di masjid-masjid lainnya, ruang shalat untuk wanita diposisikan terpisah. Namun, meskipun terpisah para wanita tetap dapat melihat Imam Masjid yang sedang memimpin shalat tanpa terhalang. Ruang shalat wanita ini posisinya sedikit lebih naik dengan akses tangga di samping-samping masjid. Tempat untuk berwudhu juga dapat diakses dari tengah ruangan. (Bal)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here