Marriage is a life journey (3) 

827

Maka sangat logis jika Al-Quran menggandengkan kata “mawaddah” dengan kata “Rahmah”. Karena di saat-saat mawaddah terkikis oleh perjalanan masa, hendaknya pernikahan menjadi solid dengan fondasi “Rahmah”.

Bahwa dalam perjalanan ini hubungan keluarga terus ditumbuh suburkan bukan lagi karena faktor-faktor eksternal yang umumnya mengalami perubahan. Tapi yang terpenting karena dorongan hati yang dalam berbasis “ridha Allah”.

Kedelapan, bahwa pernikahan itu adalah a journey of civilization atau perjalanan hidup dalam berperadaban.

Sebagaimana disebutkan pada bagian pertama tulisan ini bahwa hidup itu adalah institusi. Dan bagian pertama yang terbangun dalam institusi hidup manusia adalah “pernikahan”. Karenanya ketika berbicara tentang kehidupan peradaban maka pernikahan adalah awal dari terbangunnya fondasi peradaban manusia.

Di sinilah kita melihat bagaimana Islam memberikan perhatian kepada keluarga. Dari proses mencari pasangan hingga kepada bagaimana menjaga keluarga dari kehancuran (neraka). Karena keluarga adalah miniatur peradaban manusia.

Di masyarakat yang mengalami banyak “broken home” pastinya adalah juga masyarakat yang berada di ambang kehancurannya (broken society).

Jika kita melihat dunia Barat, dari aspek ekonomi, politik, bahkan militer nampak tidak mengalami masalah (krisis). Tapi masyarakat Barat boleh jadi berada di ambang kehancurannya. Tentu salah satunya karena institusi keluarga semakin rentang mengalami degradasi dengan ragam konsep dan gaya hidup (life style) yang jelas mengancam insititusi pernikahan yang “morally and naturally recognized” (diakui secara moral dan alami).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here