Macron Tegaskan Perangi Ekstremisme Bukan Islam

514
Presiden Prancis Emmanuel Macron. (Foto: reuter)

Prancis, Muslim Obsession – Menteri Luar Negeri mengecam ‘deklarasi kekerasan dan kebencian’ Ankara karena Macron bersikeras dia memerangi ‘ekstremisme’, bukan Islam.

Erdogan dan Macron bentrok karena beberapa masalah di kancah internasional, termasuk Libya, Mediterania timur dan Nagorno-Karabakh.

Prancis pada Kamis (5/11/2020) mengutuk apa yang dikatakannya sebagai “deklarasi kekerasan” oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, dan meningkatkan kemungkinan sanksi baru terhadap Ankara.

Erdogan telah berseteru sengit dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di sejumlah titik api geopolitik dan baru-baru ini, perjuangan Prancis melawan apa yang disebutnya Islam “radikal”.

“Sekarang ada deklarasi kekerasan, bahkan kebencian, yang secara teratur diposting oleh Presiden Erdogan yang tidak dapat diterima,” kata Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian kepada radio Europe 1, dilansir Al jazeera, Jumat (6/11/2020).

Erdogan telah bergabung dengan seruan dari seluruh dunia Muslim untuk memboikot produk Prancis sebagai tanggapan atas pernyataan Macron bahwa Islam adalah agama “dalam krisis” secara global, dengan mengatakan presiden Prancis membutuhkan perawatan mental atas pandangannya tentang Islam.

Ketegangan semakin memanas ketika Macron, pejabat tinggi, dan publik Prancis memperbarui dukungan mereka untuk hak menampilkan karikatur Nabi Muhammad, yang sangat menyinggung umat Islam karena mereka sering mencampurkan Islam dan kekerasan.

Turki pada Rabu berjanji untuk menanggapi dengan cara sekeras mungkin terhadap larangan Prancis kepada kelompok Ultra-nasionalis Grey Wolves Turki.

“Tidak hanya Prancis yang menjadi sasaran, ada solidaritas total Eropa tentang masalah ini – kami ingin Turki melepaskan logika ini,” kata Le Drian.

Dewan Eropa, tambahnya, telah memutuskan untuk mengambil tindakan terhadap otoritas Turki, dan sekarang, meurutnya, penting bagi Turki untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk menghindari hal ini.

“Ada cara tekanan, ada agenda kemungkinan sanksi,” pungkasnya.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here