Lukisan Kanguru Berusia 17.300 Tahun Ditemukan di Australia

363

Jakarta, Muslim Obsession – Lukisan kuno tertua yang melukiskan gambar kanguru ditemukan oleh para arkeolog Australia. Pahatan lukisan kanguru berukuran sekitar dua meter itu diperkirakan berusia 17.300 tahun.

Karya seni purba itu ditemukan di wilayah Kimberley Australia Barat, yang terkenal dengan lukisan batu Aboriginnya. Penemuan ini dipublikasikan pada hari Selasa di jurnal Nature Human Behavior.

Peneliti Damien Finch, yang memelopori teknik penanggalan tawon lumpur, mengatakan sangat jarang menemukan sarang tawon lumpur baik di atas maupun di bawah satu karya seni. Tetapi tim dapat mengambil sampel kedua jenis untuk menentukan usia minimum dan maksimum karya seni tersebut.

“Kami menggunakan radiokarbon untuk menentukan tanggal tiga sarang tawon yang mendasari lukisan itu dan tiga sarang yang dibangun di atasnya untuk memastikan, bahwa lukisan itu berusia antara 17.500 dan 17.100 tahun; kemungkinan besar berusia 17.300 tahun,” kata Dr Finch, ahli geokronologi dari Universitas Melbourne seperti dikutip BBC, Rabu (24/2/2021).

Para arkeolog mengatakan perkiraan ini menjadikan karya seni lukisan utuh tertua yang diketahui di Australia.

Rekan penulis studi tersebut, Dr Sven Ouzman, dari University of Western Australia, menambahkan mungkin ada hubungan antara lukisan kanguru dan seni kuno dari daerah lain.

“Gambar kanguru ikonik ini secara visual mirip dengan lukisan batu dari pulau-pulau di Asia Tenggara yang berasal dari lebih dari 40.000 tahun yang lalu, menunjukkan hubungan budaya – dan menunjukkan seni pahat yang lebih tua di Australia,” katanya.

Awal tahun ini, arkeolog menemukan lukisan gua hewan tertua di dunia, lukisan seekor babi berumur 45.000 tahun itu ditemukan di pulau Sulawesi, Indonesia. Di Afrika Selatan, orat-oret seperti hashtag yang dibuat 73.000 tahun yang lalu diyakini sebagai gambar tertua yang diketahui.

Cissy Gore-Birch, ketua Balanggarra Aboriginal Corporation, mencatat pentingnya penemuan seni cadas kanguru bagi orang Aborigin dan Australia. “Penting agar pengetahuan dan cerita adat tidak hilang dan terus dibagikan untuk generasi yang akan datang,” ujarnya. (Albar)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here