Lifetime Achievment Dr. Awang Faroek (Gubernur Kalimantan Timur)

1658
Awang Faroek Ishak (Foto: Istimewa)

Naskah: Sahrudi, Foto: Istimewa

Nama Awang Faroek Ishak tak bisa dilepaskan dari keberhasilan pembangunan Kalimantan Timur (Kaltim). Geliat pembangunan Kaltim yang terus bergulir dari tahun ke tahun adalah bukti dari eksistensi pemimpinnya yang mau dan peduli dengan kepentingan dan kebutuhan rakyatnya. Dan hal itu sudah ditunjukkan oleh sosok Awang Faroek Ishak yang dipercaya rakyat memimpin Kaltim selama dua periode. Gubernur yang visioner ini telah melakukan banyak gebrakan, sehingga kini Kaltim menjelma menjadi provinsi yang berjaya.

Ya, sejak memimpin Kaltim sepuluh tahun lalu, pemilik gelar Pangeran Ngebe Suroprojo Datu Mangku Negeri Utama dari Kesultanan Banjar ini telah membangun banyak kemajuan. Mulai dari perekonomian, infrastruktur, kesehatan, pendidikan, sosial, keagamaan dan budaya yang kesemuanya itu mengarah kepada kemajuan kesejahteraan rakyat yang terukur, tercatat dan nyata dirasakan rakyat. Pembangunan pedesaaan di Kaltim telah membuktikan Awang mampu mengimplementasikan program pemerintah Presiden Joko Widodo, yakni “Nawacita”. Program membangun dari pedesaan untuk memperkuat pembangunan bangsa dan negara.

Berbagai penghargaan dari dalam maupun luar negeri atas prestasi pembangunan Kaltim adalah bentuk apresiasi atas kesuksesan Awang sebagai pemimpin. Peran dan perjuangan tokoh daerah seperti Awang dalam menjaga integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tentu tak bisa dinafikan karena harus diakui daerah adalah ujung tombak bagi terjaganya NKRI. Terbukti pula, Survey Asia Competitiveness Institute (ACI) yang dilakukan oleh National University Of Singapore telah menempatkan tingkat daya saing Provinsi Kaltim menduduki peringkat ke-3. Stabilitas Ekonomi Makro menduduki peringkat ke-4. Kondisi finansial, bisnis dan manpower menduduki peringkat ke-4. Sementara, perencanaan pemerintah Kaltim menduduki peringkat kedua dan Kualitas Hidup dan Pembangunan Infrastruktur Kaltim menduduki peringkat ke-1.

Tak heran jika Presiden Republik Indonesia melaksanakan Groundbreaking proyek-proyek strategis di Kaltim terutama yang menyangkut pembangunan infrastruktur. Menelisik ke belakang, eksistensi Awang memang tidak hanya dapat dilihat dari perspektif sebagai Kepala Daerah Kalimantan Timur. Karena jauh, sebelumnya, ia sudah mengabdikan diri kepada bangsa dan negara di level nasional dengan menjadi Anggota DPR RI untuk dua periode (1987/1992 dan 1992/1997) dengan posisi sebagai Wakil Ketua Komisi II dan anggota Komisi X. Kala itu banyak kontribusi yang ia berikan kepada bangsa dan negara. Bukti bahwa Awang adalah putra daerah yang ketokohannya tak hanya tercermin di daerahnya, tapi juga nasional.

Meninggalkan Warisan Berharga

Di akhir jabatannya, ada sejumlah pembangunan berskala besar dan prestise yang siap menjadikan Kaltim semakin maju seperti Bandara Samarinda Baru (BSB), jalan tol Samarinda-Balikpapan juga terus dilakukan. Karena ini termasuk dalam 10 kontrak kegiatan prioritas Dinas PU Kaltim. Kemudian ada Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta di Kecamatan Kaliorang dan Kecamatan Sangkulirang, Kutai Timur, dengan total area 5.305 hektar. Kawasan ini diagendakan sebagai pusat pengolahan kepala sawit, serta industri turunannya. Ada juga jalur Kereta Api Barang jalur utara sepanjang sekitar 315 km, terbentang dari maloy Hingga ke Tabang. Di bawah kepemimpinan Awang juga pertumbuhan ekonomi di Kaltim menunjukkan kemajuan yang sangat signifikan. Sedangkan pencapaian pendidikan di Kalimantan Timur juga dapat dilihat dari ketersediaan fasilitas pendidikan, terutama gedung sekolah dan terpenuhinya jumlah tenaga pendidik (guru).

Di bidang kesehatan yang merupakan salah satu kebutuhan penting untuk pembangunan manusia, tingkat kesehatan masyarakat Kalimantan Timur sudah menunjukkan hasil yang baik apabila dilihat dari indikator kesehatan, seperti angka kematian ibu, angka kematian bayi dan balita, serta gizi buruk yang berada dibawah rata-rata nasional. Perjuangan untuk Kaltim juga ia perlihatkan ketika wacana pemindahan Ibu Kota Negara ramai bergema. Awang, dengan percaya diri mengajukan Kaltim sebagai calon Ibu Kota Republik Indonesia. “Kami mengajukan usul agar pusat pemerintahan, ibu kota negara pindah ke Kalimantan Timur,” kata Awang ketika memberikan laporan dalam acara Penyerahan Sertifikat Hak Atas Tanah Program Strategis Nasional Pembinaan dan Fasilitasi serta Kerja Sama Akses Reform oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Balikpapan Sport and Convention Center, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Usulan itu kata dia, mempertimbangkan Kaltim yang memiliki lahan yang masih cukup luas. Hal itu juga didukung dengan beberapa hal yang telah dilakukan oleh Pemprov Kaltim di antaranya pembangunan industri yang tidak ada masalah lagi. Kaltim telah memiliki banyak infrastruktur strategis, termasuk bandara internasional yang bisa menampung pesawat berbadan lebar dan didukung dengan pembangunan jembatan bahkan jembatan tol, termasuk juga jalan tol Samarinda-Bontang yang masuk dalam proyek strategis nasional. “Berapapun lahan yang diperlukan Bappenas kami siap untuk memfasilitasinya. Di samping itu Kaltim berada pada posisi geopolitik dan geostrategis yang sangat baik,” katanya.

Kaltim, kata dia, terletak pada alur laut kepulauan atau ALKI II sebagai alernatif Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I yang berpusat atau untuk jalur pelayaran ke Selat Singapura. Maka agar tidak selalu bergantung pada Singapura, Kaltim bisa menjadi alternatif karena bisa melayani akses langsung ke Asia Timur atau ke mancanegara lainnya tanpa harus melewati Jakarta atau Singapura. Selain itu, ia menambahkan, masyarakat Kaltim relatif lebih siap karena selama ini.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here