Libur Lebaran, Pemkab Banyuwangi Suguhkan Barong Ider Bumi

803

Banyuwangi, Muslim Obsession – Pariwisata Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, dalam tujuh tahun terakhir ini melejit di mancanegara. Hal ini berkat gencarnya promosi yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Menariknya, yang dipromosikan bukan hanya objek-objek wisata, tetapi juga event-event kesenian, budaya, olahraga, dan lain sebagainya.

Salah satu event yang populer adalah atraksi tradisi bersih desa atau yang dikenal dengan nama Barong Ider Bumi. Atraksi ini disuguhkan kepada wisatawan pada libur lebaran hari kedua Kamis (6/6/2019) di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah.

Barong Ider Bumi adalah ritual tolak bala (bencana) yang sudah turun-temurun dilakukan warga Desa Using (suku lokal setempat) sejak ratusan tahun yang lalu.

Ritual ini digelar setiap 2 Syawal atau lebaran hari kedua. Tradisi ini ditandai dengan mengarak barong mengelilingi desa yang diakhiri dengan kenduri massal oleh warga di sepanjang jalan desa.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat menghadiri Barong Ider Bumi, mengatakan, Banyuwangi konsisten menjaga tradisi warganya sebagai bentuk mempertahankan kearifan lokal. Anas meyakini kearifan lokal yang dibangun para leluhur itu dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan alam dan kehidupan warganya.

“Ini adalah cara ‘nguri-nguri’ budaya yang ditradisikan oleh Banyuwangi. Banyuwangi boleh saja maju, Banyuwangi juga boleh berkembang, tapi budaya Banyuwangi tidak boleh tertinggal dari pergaulan global. Oleh karena itu, sesibuk apa pun, kami akan terus menjaga kelestarian budaya, salah satunya lewat balutan festival semacam ini,” kata Anas seperti dikutip obsessionnews.com dari keterangan tertulis Kemenpar kemarin, Sabtu (8/6).

Anas juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada pemerintah pusat, khususnya Menteri Pariwisata Arief Yahya, yang telah mendukung perkembangan pariwisata Banyuwangi.

Acara Barong Ider Bumi diisi oleh berbagai ritual dan kegiatan mulai dari ritual ‘sembur othik-othik’. Ritual ini dilakukan dengan cara merebutkan uang koin yang dicampur beras kuning serta bunga. Anak-anak langsung berebut mencari uang yang terjatuh di tanah. Sambil berebut mereka riang gembira, tanpa ada rasa bermusuhan.

Usai sembur othik-othik, seluruh warga mengarak tiga barong using yang diyakini bisa mengusir bencana. Tampak Anas turut berbaur bersama warga dan sesepuh desa mengikuti prosesi selamatan bersih desa tersebut sambil mengendarai kereta kencana menuju perbatasan desa. (arh)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here